AMANTA, ANNAFI IDELIA (2024) Teknik Produksi Benih Nila Jantan (Oreochromis niloticus) Menggunakan Hormon 17 Alpha Methyl Testosteron di Hatchery Ikan Nila Kekar Desa Kersikan, Kecamatan Gondang Wetan, Kabupaten Pasuruan, Provinsi Jawa Timur. Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo, Sidoarjo. (Unpublished)
![[thumbnail of 3. KIPA LENGKAP_ANNAFI IDELIA AMANTA.pdf]](https://repository.poltekkpsidoarjo.ac.id/style/images/fileicons/text.png)
3. KIPA LENGKAP_ANNAFI IDELIA AMANTA.pdf
Restricted to Registered users only
Download (3MB) | Request a copy
Abstract
Ikan nila adalah ikan yang paling banyak dibudidayakan kedua di dunia, setelah ikan mas. Ikan nila telah menjadi ikon spesies ikan budidaya air tawar di seluruh dunia dengan jumlah produksi global tahun 2012. Ikan nila memiliki keunggulan yaitu mudah dikembangbiakan dan memiliki kelangsungan hidup yangtinggi, pertumbuhan relatif cepat dengan ukuran badan relatif besar, serta tahan terhadap perubahan kondisi lingkungan. Ikan nila banyak disukai karena memilikidaging yang tebal dan enak seperti daging ikan kakap merah. Secara umum ikannila memang layak untuk dijadikan produk andalan budidaya perikanan, disamping pasar domestik, ikan nila juga memiliki prospek yang positif di pasar internasional.Tidak heran jika budidaya ikan air tawar mempunyai peluang usaha yang menjanjikan. Usaha pembenihan ikan nila di Indonesia semakin berkembang seiring dengan ditemukannya teknologi pembesaran ikan nila secara intensif padakaramba jaring apung (KJA), kolam air deras (KAD) maupun pada kolam beton.
Maksud dari pelaksanaan Kerja Praktik Akhir (KPA) adalah untuk mengetahui dan mengikuti semua kegiatan pembenihan serta produksi benih ikan nila jantan menggunakan hormone 17 Alpha Methyl Testosterone, di Hatchery Nila Kekar Pasuruan, Jawa Timur. Tujuan dari pelaksanaan Kerja Praktik Akhir (KPA) yaitu untung mengetahui kegiatan pembenihan yang benar serta keberhasilan pegaplikasian hormone 17 Alpha Methyl Testosterone pada benih ikan nila di Hatchery Nila Kekar Pasuruan, Jawa Timur.
Kerja Praktik Akhir (KPA) ini dilaksanakan Hatchery Ikan Nila Kekar Desa Kersikan, Kecamatan Gondang Wetan, Kabupaten Pasuruan, Provinsi Jawa Timur pada tanggal 15 Januari sampai 30 April 2024. Metode yang digunakan dalam pelaksanaan Kerja Praktik Akhir ini adalah metode survey dan metode magang. Metode survey merupakan metode digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah dengan mengedarkan kuesioner, test, wawancara terstruktur. Sedangkan, magang adalah mengikuti serta berpartisipasi secara langsung dalam semua kegiatan dalam proses atau jasa perusahaan tertentu.
Kegiatan pembenihan meliputi beberapa tahapan tahapan yaitu Persiapan kolam pemijahan, Seleksi induk jantan dan betina, Persiapan calon induk, Pemeliharaan induk, Pemijahan hingga telur menetas memiliki estimasi 15 hari hingga menjadi larva, Pendederan, Pemeliharaan larva, Pengelolaan kualitas air dan Panen. Persiapan kolam pembenihan meliputi pembersihan kolam dan pengisian induk yang akan dipijahkan, induk akan dipilih melalui tahap seleksi visual pertama dan seleksi visual kedua. Seleksi indukan yang sudah memenuhi syarat pada indukan jantan yaitu sehat tidak terdapat cacat, tidak membawa patogen, bentuk sesuai brand identity,matang gonad, induk berusia minimal 5 bulan dan masuk pada perhitungan morfometri. Sebelum proses pemijahan akan dilakukan proses tebar indukan pada setiap kolam induk. Induk jantan dan induk betina terdapat perbandingan yaitu 1:3 – 1:4 untuk induk yang kurang dari 500 kg dan 1:5 untuk induk yang beratnya lebih dari 500 kg. Induk jantan dan betikan ditebar pada kolam pemijahan dan memijah secara alami, indukan betina akan mengeluarkan telur dan akan terlihat beberapa telur yang jatuh pada dasar kolam, ikan nila memiliki kemampuan mounthbreeding sehingga telur yang telah terbuahi akan disimpan didalam mulut, dan akan dipanen setelah 15 hari dari proses pemijahan.
Pemeliharaan induk ikan nila dilakukan sebelum dilaksanakan proses pemijahan, induk jantan dan betina yang sudah terpilih akan dipelihara pada kolam indukan yang berada di Hatchery Nila Kekar Pasuruan. Pemberian pakan pada indukan ikan nila dilakukan secara manual dengan frekuensi pemberian pakan 2 kali sehari, pagi pada pukul
10.15 WIB dan 14.00 WIB pada sore hari. Pakan yang digunakan adalah pakan merek T78-
3 pelet apung serta pakan tenggelam merek 888-3 dengan diberi suplemen tambahan seperti Fertra, Chitosan,Taurine, Spirulina dan Minyak ikan yang bertujuan untuk mendukung proses reproduksi ikan nila.
Panen larva 15 hari setelah proses pemijahan dan larva akan dibawa pada kolam pendederan untuk di beri treatment hingga pakan. Sebelum larva ditebar pada kolam pendederan, larva akan diberikan cairan 17 Alpha Methyl Testosteron agar menjadi benih supermale. Larva akan didiamkan selama 2 jam dan akan ditebar pada kolam pendederan. Pakan pada benih ikan nila berupa pakan yang telah dihaluskan secara manual menggunakan tangan yang kemudian dicampur dengan enzym serta ragi tape untuk memenuhi kebutuhan nutrisi juga menghasilkan benih supermale. Pemeliharaan kualitas air pada larva dengan pengaplikasian probiotik dan pemberian pupuk kompos.
Keberhasilan produksi telur pada ikan nila kekar yaitu 5 kali lipat dibandingkan dengan SNI, dimana fekunditas induk ikan nila kekar dengan bobot 500 gram per ekor dapat menghasilkan 2000 butir, dibandingkan dengan SNI induk dengan bobot 500 gram hanya >1000 butir atau 200 butir per
100 gram bobot induk. Faktor utama yang mempengaruhi fekunditas ialah umur, ukuran, spesies dan kondisi lingkungan budidaya. Derajat pembuahan telur (Fertilization Rate) 90% pada induk 1 dan 88% pada induk 2 Sedangkan untuk derajat penetasan telur (Hatching Rate) yaitu 90%.
Produksi benih nila jantan diamati pada kegiatan pembesaran dengan melakukan metode sampling secara berkala setiap 1 bulan sekali. Benih akan dilihat apakah pada pertumbuhan terdapat kendala seperti patogen ataupun hama. Benih yang mulai terlihat urogenitalnya akan di sampling untuk mengetahui presentase keberhasilan dari pengaplikasian hormone 17 Aplha Methyl Testosterone yang sudah diaplikasikan pada benih. Sampling yang dilakukan terdapat hasil 1:5 yang mana pertumbuhan ikan jantan lebih dominan daripada betina dan dapat disimpulkan bahwa keberhasilan pengaplikasian hormone 17 Alpha Methyl Testosterone pada presentase 90%. Disamping keberhasilan pengaplikasian hormone Methyl Testosterone terdapat juga hambatan pertumbuhan ikan yang disebabkan kondisi lingkungan seperti salinitas yang terlalu tinggi diatas 10ppm.
Saran yang dapat diberikan jika produksi larva tidak optimal yaitu dengan menggunakan induk yang periode pemijahanya rendah agar produksi telur maksimal.
Item Type: | Other |
---|---|
Subjects: | S Agriculture > SH Aquaculture. Fisheries. Angling |
Depositing User: | Unnamed user with email admin@poltekkpsidoarjo.ac.id |
Date Deposited: | 25 Mar 2025 03:18 |
Last Modified: | 25 Mar 2025 03:18 |
URI: | https://repository.poltekkpsidoarjo.ac.id/id/eprint/121 |