AYUNI, DEVI PUTRI (2024) Kajian Budidaya Dan Penanganan Pasca Panen Kerang Hotate (Mizuhopecten yessoensis). Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo, Sidoarjo. (Unpublished)
![[thumbnail of LAPORAN STUDI LITERATUR_DEVI PUTRI AYUNI.pdf]](https://repository.poltekkpsidoarjo.ac.id/style/images/fileicons/text.png)
LAPORAN STUDI LITERATUR_DEVI PUTRI AYUNI.pdf
Restricted to Registered users only
Download (1MB) | Request a copy
Abstract
Yamajin merupakan perusahaan terkenal sebagai perusahaan budidaya dan pengolahan kerang hotate di Teluk Mutsu yang terkenal dengan produk berkualitasnya. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1965 oleh Takenori Jin yang berprofesi sebagai nelayan. Kemudian pada tahun 2018, Yamajin memperoleh sertifikasi EU-HACCP (Hazard Analysis and Critical Control Points) untuk ekspor ke Uni Eropa, dan sejak itu telah berhasil mengekspor produknya ke berbagai negara termasuk Uni Eropa, Amerika, dan Asia.
Kerang hotate (Mizuhopecten yessoensis) merupakan spesies kerang laut dingin yang memiliki cangkang luar yang halus dan di satu sisi cangkang berwarna putih dan sisi lainnya berwarna cokelat tua. Suhu air berpengaruh sangat signifikan terhadap budidaya kerang hotate. Suhu untuk pertumbuhan kerang hotate berkisar 5-20°C. Kerang hotate merupakan kerang air dingin dengan suhu pertumbuhan optimumnya 15°C. Selain suhu, salinitas air juga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap budidaya kerang Hotate. Salinitas yang optimal dari budidaya kerang hotate berkisar antara 31-34. Kerang Hotate tumbuh dengan mengambil plankton dan detritus bersamaan dengan air laut dari insang.
Pengambilan benih kerang hotate di alam dilakukan di musim semi menggunakan alat tangkap jaring lurus atau yang disebut boa ami. Alat ini biasanya ditempatkan pada kedalaman laut 25-35 m. Pengambilan benih kerang hotate dimulai sekitar bulan Mei dan dilakukan 2-4 kali dalam 1 bulan. Kemudian boa ami diangkat lalu spat kerang diambil dan dibersihkan dari kotoran dan organisme menempel lainnnya. Setelah itu, diletakkan Kembali ke laut selama 1 bulan. Ketika memasuki bulan Juli, dilakukan tahap Kari Bunsan atau sortir sementara. Sortir dipisahkan berdasarkan ukuran dan untuk membuang hama yang menempel pada substrat. Setelah itu, direndam ke laut hingga bulan Agustus untuk dilakukan Hon Bunsan atau sortir akhir untuk digunakan berdasarkan kebutuhannya, sebagai benih atau dipasarkan sebagai kerang remaja maupun dilanjutkan pada tahap pembesaran. Tahap pembesaran dilakukan dengan mengaitkan cangkang kerang yang telah dilubangi pada tali gantung menggunakan kawat pengait (metode mimizuri). Kerang yang dipanen minimal berumur 1 tahun berukuran 4 c. Namun umumnya dipanen ketika berumur 2-3 tahun dan berukuran 8-10 cm. Komoditas ini diekspor maupun dipasarkan ke pasar lokal. Kerang hotate dipasarkan untuk memenuhi kebutuhan pangan seperti untuk sushi, sashimi, hidangann panggang, sup, pasta, dan lain sebagainya. Total produksi kerang hotate berkisar 175.000 ton tiap tahunnya dengan pendapat mencapai 840 juta USD.
Penanganan pasca panen dilakukan dengan 2 tahap yaitu transportasi laut dan darat. Transportasi laut dilakukan dengan menggunakan kapal khusus yang mengangkut kerang dari tempat pemeliharaan di laut lepas menuju darat. Dalam proses ini, tali-tali yang digunakan untuk pemeliharaan kerang diikatkan pada pengait besar yang diangkut dengan derek kapal. Crane kapal mampu mengangkat 10-20 tali dengan berat 30-60 kg/tali. Setelah alat transportasi laut didaratkan, kerang melalui proses pembersihan dari parasit yang menempel pada
cangkangnya sebelum diolah. Transportasi darat dilakukan menggunakan keranjang kontainer plastik untuk pengiriman kerang hotate muda, yang kemudian diangkut dengan truk freezer. Tingkat kelangsungan hidup kerang dengan metode ini bisa mencapai 80-90%. Kerang tersebut biasanya dijual ke koperasi nelayan yang kemudian melepasnya kembali ke laut untuk dibudidayakan. Pengiriman kerang dewasa juga menggunakan truk freezer yang telah diisi dengan air laut beroksigen.
Pada proses budidaya kerang hotate, adanya hama dapat muncul seperti bintang laut, kepiting, dan organisme laut yang menempel pada fasilitas budidaya yang direndam di laut. Hal ini dapat menyebabkan adanya penyakit, cacat, dan kematian bagi kerang hotate sehingga akan mempengaruhi jumlah panen yang semakin berkurang nantinya. Kondisi cacat pada kerang dapat ditandai dengan perubahan warna menjadi coklat kekuningan, kondisi abnormal atau berhenti mengalami pertumbuhan, maupun kerusakan mantel akibat keranjang kerang yang bertabrakan di dalam laut.
Kesimpulan dari pengelolaan budidaya kerang Hotate di perairan laut Jepang yaitu: 1.) Pada tahap awal pengumpulan spat menggunakan jaring Boa ami, kemudian tahap budidaya menggunakan jaring mutiara (zabutonkago), dan tahap pembesaran menggunakna metode ear hanging dan andon; 2.) Panen dilakukan minimal 1 tahun ukuran 4 cm. Namun umumnya dipanen umur 2-3 tahun ukuran 8-10 cm; 3.) Perkembangan kerang hotate dipengaruhi parameter suhu yaitu 5-20⁰C, salinitas 31-34 ppt, dan kedalaman ± 40 m; 4.) Sistem transportasi pasca panen dilakukan dengan 2 tahap yaitu transportasi laut dan transportasi darat; 5.) Pengangkutan laut menggunakan teknologi Marine Cranes yang terpasang pada kapal. Sedangkan pengangkutan darat melibatkan penggunaan keranjang wadah plastik yang ditutup dengan karung beras basah untuk mencegah kerang mengering dan saling menggigit di dalam keranjang.
Item Type: | Other |
---|---|
Subjects: | S Agriculture > SH Aquaculture. Fisheries. Angling |
Depositing User: | Unnamed user with email admin@poltekkpsidoarjo.ac.id |
Date Deposited: | 25 Mar 2025 04:18 |
Last Modified: | 25 Mar 2025 04:18 |
URI: | https://repository.poltekkpsidoarjo.ac.id/id/eprint/126 |