ROSYID, MUJTAHID AINUR (2021) Pengaplikasian Kincir Air (Paddle Wheel) Pada Budidaya Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei) Secara Intensif di PT. Anugerah Berjaya Kraksaan Desa Kebonagung Kacamatan Kraksaan Kabupaten Probolinggo. Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo, Sidoarjo. (Unpublished)
![[thumbnail of Mujtahid Ainur Rosyid_KIPA.pdf]](https://repository.poltekkpsidoarjo.ac.id/style/images/fileicons/text.png)
Mujtahid Ainur Rosyid_KIPA.pdf
Restricted to Registered users only
Download (4MB)
Abstract
Budidaya udang merupakan sektor yang berpotensi dalam meningkatkan
penerimaan devisa negara. Pada tahun 2014, ekspor udang Indonesia mencapai 164,07
ribu ton dan mengalami sedikit penurunan pada tahun 2015, yaitu menjadi 162,26 ribu ton.
Tahun 2016 dan 2017, ekspor udang Indonesia mengalami peningkatan yaitu 171,88 ribu
ton dan 180,50 ribu ton serta Volume ekspor udang Indonesia pada tahun 2018 mencapai
197, 43 ton. Kepadatan yang tinggi harus pula diimbangi dengan ketersediaan oksigen yang
memadai untuk cultivan. Salah satu parameter penting yang menentukan kualitas air pada
sistem budidaya perikanan adalah oksigen terlarut. Mesin kincir sebagai aerator dinilai
sebagai sistem yang paling efisien untuk memenuhi kebutuhan oksigen terlarut (DO) pada
budidaya udang vannamei. Kincir air tambak (Paddle wheel) merupakan hal utama yang
dapat membantu meningkatkan kadar oksigen, mengevaporasi gas beracun dalam air,
membersihkan area permukaan perairan tambak sehingga menciptakan arus yang stabil
dan baik untuk pertumbuhan dan kesehatan udang.
Maksud dari Kerja Praktek Akhir ini adalah mempelajari dan memahami
pengaplikasian kincir air, pemanfaatan kincir air, dan teknik pembesaran udang vannamei
secara intensif. Tujuan dari Praktek Kerja Akhir adalah ikut serta dalam kegiatan
Pengaplikasian Kincir Air (Paddle Wheel) Pada Budidaya Udang Vannamei (Litopenaeus
vannamei) secara intensif di PT. Anugerah Berjaya Kraksaan Kabupaten Probolinggo Jawa
Timur selama 9 minggu mulai dari tanggal 01 maret sampai 07 mei 2021
Kincir air yang digunakan pada adalah kincir air jenis paddle wheel dengan penggerak
motor listrik 1 HP yang mempunyai 2 buah roda kincir dan 2 HP yang mempunyai 4 buah
roda kincir. Cara kerja kincir air yaitu energy utama berasal dari listrik PLN/Genset yang
kemudian masuk ke panel kincir air yang didalamnya terdapat blacker,kontaktor, dan
overload kemudian listrik masuk ke motor listrik, di motor listrik energy listrik dirubah
menjadi energy mekani yang kemudian memutar roda dan mendayung air di angkat dan
dilempar ke udara lalu air akan mengikat oksigen dari udara kemudian oksigen dilarutkan
kedalam perairan tambak. Tak hanya itu daun kincir air yang berputar juga menghasilkan
sebuah arus pada perairan tambak yang berguna untuk membantu mencampurkan cairan
kimia dengan air tambak dan menggiring kotoran atau sisa pakan yang ada dalam air
tambak ke central drain.
kincir yang digunakan antara lain adalah merek Yi Yuan, power motor listrik 1 HP/2
HP, aliran listrik 3 fasa, roda kincir sebanyak 2 - 4 buah, bahan rangka stainless steel 55
cm, gear box bevel gear, menggunakan 2 - 3 buah pelampung yang terbuat dari bahan
HDPE, kecepatan putaran motor listik 1440 rpm, kecepatan putaran roda kincir 103 rpm.
Komponen kincir antara lain motor listrik, gear box, cross joint kincir air, engine cover, poros
kincir air, shaft seat kincir air, pelampung kincir air, dan roda kincir air dimana masingmasing
komponen
tersebut
memiliki
fungsi
tersendiri.
Pengaplikasian kincir air diantaranya pengoperasian, tata letak, serta kebutuhan dan
jumlah kincir air. Pengoperasian dibagi menjadi 3 tahapan yaitu persiapan pada kincir air
dan persiapan pengecekan pada panel kincir air, pengoperasian dengan mengarahkan
panel OFF ke ON, dan pemeriksaan setelah pengoperasian. Tata letak kincir air yang
digunakan adalah menggunakan type arus melingkar (circular) supaya membentuk gerakan
arus melingkar sehingga konsentrasi kotoran ada di tengah dasar tambak (Central drain),
selanjutnya kotoran dapat disipon secara efektif dan pada setiap petakan ada 4 kincir yang
mengarah ke sudut petakan, hal ini bertujuan untuk memberikan arus pada sudut petakan
supaya tidak terjadi arus mati dan penumpukan klekap. Kincir air yang digunakan yaitu
berjumlah 20 unit kincir yang terdiri dari 16 kincir 2 HP dan 4 kincir 1 HP dengan luas
tambak 3.600 m
. Kincir air 1 HP mampu menompang 25 ribu benur dan kincir air 2 HP
mampu menompang 50 ribu benur. Untuk menghindari terjadinya arus terlalu cepat maka
perlu diperhitungkan berapa kincir yang perlu dihidupkan sesuai dengan DOC udang.
Perawatan kincir air meliputi pembersihan
2
lumut, penggantian roda
kincir,penyemprotan kincir, pengecekan oli gearbox, dan pembersihan karat pada motor
listrik dan gearbox.
Pemanfaatan kincir air terdiri dari pengaturan arus, pencampuran lapisan tambak,
penambahan oksigen terlarut dan biaya operasional kincir air. Pengaturan arus harus
dilakukan dengan baik supaya arus bisa mengarahkan kotoran dan sisa pakan menuju ke
central drain untuk mempermudah penyiponan dan pembuangan kotoran. Pencampuran
lapisan air terjadi pada saat proses sterilisasi air, treatment air, dan proses penumbuhan
plankton serta meratakan pH,salinitas dan suhu ketika hujan turun. Penambahan oksigen
terlarut dilakukan dengan cara mengukur terlebih dahulu kandungan oksigen pada peraian
pada malam hari pukul 20.30 menggunakan DO meter, jika kandungan oksigen sedikit
maka dilakukan pengoperasian kincir sesuai kebutuhan. Biaya yang dikeluarkan untuk
operasional pengoperasian kincir air dari proses sterilisasi hingga DOC 121 / panen sebesar
Rp 113.472.000.
Pembesaran udang vannamei dimulai dari persiapan tambak,persiapan air, penebaran
benur, manajemen pakan, manajemen kualitas air, monitoring pertumbuhan, serta panen
dan pasca panen.
Persiapan tambak meliputi pengeringan yang dilakukan selama 4-5 hari untuk
mengoksidasi senyawa ammonia,nitrit dan toksin. Pembersihan petakan bertujuan untuk
membersihkan kotoran,lumut,kerak, dan turam yang ada di petakan. Pemasangan kincir
dilakukan sebelum pengisian air supaya mempermudah pada saat pemasangan besi
penahan. Pengapuran dilakukan menggunakan kapur gamping atau aktif dengan cara
menyiramkan ke seluruh dasar dan dinding petakan, sebelum pengapuran dilakukan
penebaran HCl yang bertujuan untuk sterilisasi dari bakteri atau virus.
Persiapan media air yaitu meliputi pengisian air ke petakan yang sebelumnya air di
ambil dari laut langsung dan di treatmen terlebih dahulu ditandon sebelum dipindahkan ke
petakan. Sterilisasi dilakukan selama 5 hari pada petakan pembesaran menggunakan
bahan-bahan kimia yang bertujuan untuk membasmi tritip, molusca, dan crustasea liar.
Penumbuhan plankton dilakukan selama 2 minggu dengan cara menebar probiotik atau
kultur bakteri pada petakan sampai media air muncul sedikit busa dan kecerahan sudah
mulai rendah.
Penebaran benur dilakukan pada sore hari dikarenakan suhu udara dan perairan
rendah. Sebelum penebaran sebaiknya dilakukan aklimatisasi suhu,aklimatisasi salinitas
dan pengamatan visual terhadap benur.Manajemen pakan sendiri pada DOC 30 hari
mengacu pada blind feeding, pemberian pakan pertama 3,5 kg, DOC 2-10 0,3, DOC 11-20
0,5, DOC 21-28 0,7, dan pada DOC 29-panen menggunakan autofeeder dengan
perhitungan index. Manajemen kualitas air yang diukur adalah derajat keasaman (pH)
dengan rata-rata 7,8 pagi hari dan 8,2 siang hari pengukuran menggunakan pH meter,
Salinitas dengan rata-rata 30 ppt pengukuran dilakukan menggunakan refractometer,
Oksigen terlarut DO dilakukan pengecekan malam hari pada pukul 20.30 menggunakan DO
meter dengan rata-rata hasil pengukuran 5,6 ppm, dan kecerahan dilakukan pengecekan
menggunakan secchidisk dengan hasil pengukuran pada 25 hari pertama rata-rata 40 cm
dan pada 1-2 bulan keceran mulai rendah yaitu rata-rata 36 cm.
Monitoring pertumbuhan dilakukan dengan melihat udang pada anco, melakukan
sampling untuk mengetahui berat rata-rata (ABW), pertambahan berat (ADG), estimasi
tingkat kelangsungan hidup (SR), dan size. Sampling dilakukan dengan 2 cara, sapling
pertama dilakukan dengan mengambil udang pada anco atau sampling anco, sampling
kedua pada DOC >40 dilakukan menggunakan jala.
Panen dan pasca panen, ada 2 tipe yaitu panen parsial yang bertujuan untuk
mengurangi kepadatan dan mempercepat pertumbuhan pada udang, pane total dilakukan
dengan membuka pintu outlet pada DOC 121. Pasca panen merupakan penangan yang
dilakukan setelah proses panen pada petakan yaitu dengan melakukan
pensortiran,penimbangan dan pemindahan udang kedalam box yang berisi es untuk
menjaga mutu atau kesegaran udang. Dari hasil panen pada DOC 121 dapat dihasilkan
berat rata-rata 30 gram, size 32, SR 82,1%, pakan 27.371, berat udang keseluruhan 17.285 dan FCR 1,58.
Item Type: | Other |
---|---|
Subjects: | S Agriculture > SH Aquaculture. Fisheries. Angling |
Depositing User: | Unnamed user with email admin@poltekkpsidoarjo.ac.id |
Date Deposited: | 07 Aug 2025 08:36 |
Last Modified: | 07 Aug 2025 08:36 |
URI: | https://repository.poltekkpsidoarjo.ac.id/id/eprint/187 |