ALFARISYI, NUR MOHAMMAD IFAN Penggunaan Kincir Air dan Pemanfaatannya Pada Budidaya Udang Vannamei (Litopenaeusvannamei) di PT. Tanjung Putra Pangestu Desa Asembagus Kecamatan Kraksaan Kabupaten Probolinggo Jawa Timur. Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo, Sidoarjo. (Unpublished)
![[thumbnail of Nur M. Ifan Al Farisyi.pdf]](https://repository.poltekkpsidoarjo.ac.id/style/images/fileicons/text.png)
Nur M. Ifan Al Farisyi.pdf
Restricted to Registered users only
Download (2MB)
Abstract
Udang vanamei (Litopenaeus vannamei) merupakanudang yang hidup diperairan pasifik yang dikenal dengan nama white legs shrimp. Kepadatan yang tinggi harus pula diimbangi dengan ketersediaan oksigen yang memadai untuk cultivan. Sumber oksigen biasanya diharapkan dari pergantian air, penggunaan kincir air, blower dan sejenisya. Sebagai penyuplai oksigen didalam tambak, kincir air tambak juga memiliki banyak fungsi lainnya, seperti mengevaporasi gas beracun dalam air, membersihkan area permukaan air dan dasar air kolam tambak sehingga menciptakan arus yang stabil dan baik untuk pertumbuhan dan kesehatan udang.
Maksud dari Kerja Praktek Akhir (KPA) ini adalah ikut serta dalam kegiatan penggunaan dan pemanfaatan kincir air untuk budidaya udang vannamei PT.Tanjung Putra Pangestu Kabupaten Probolinggo.Tujuan dari pelaksanaan Kerja Praktek Akhir (KPA) ini adalah untuk mengetahui Mengetahui spesifikasi dan komponen kincir air yang digunakan untuk budidaya udang vannamei, mengetahui hubungan jumlah kincir pada petakan tambak budidaya dan mengetahui hubungan kincir air dan DO pada tambak budidaya.
Kerja Praktek Akhir (KPA) ini akan dilaksanakan mulai tanggal 1 Maret sampai dengan tanggal 7 Mei 2021 di PT. Tanjung Putra Pangestu di Desa Asembagus Kecamatan Kraksaan Kabupaten Probolinggo Jawa Timur.
Metode Kerja Praktek Akhir (KPA) adalah metode survey dan magang. Sumber data dalam penyusunan proposal adalah sumber data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data dengan cara observasi atau oengamatan dan interview atau wawancara. Materi Kerja Praktek Akhir (KPA) antara lain materi umum dan materi khusus.
PT. tanjung Putra pangestu terletak di dusun Calok elang, Desa Asembagus, Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo Jawa Timur. Secara Geografis PT.Tanjung putra pangestu terletak pada 74°12’27.5” LS dan 113°409’30.54” BT. Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh PT. Tanjung putra pangestu antara lain : Petak pembesaran, petakan tandon, saluran air, sumber listrik Genset, pompa air, kantor, gudang pakan, mess, dapur, toilet, rumah pompa, gudang kaporit dan kaptan, bengkel, tempat parkir, tempat sortir, pos jaga, mobil, motor, dan truck.
Kincir air yang digunakan pada PT. Tanjung Putra Pangestu adalah jenis kincir air Single paddle wheel 1 HP dan Double Paddle Wheel 2 HP. Adapun komponen kincir air antara lain: Motor listrik, Gearbox, engine cover, shaft seat kincir air, Roda kincir air, pelampung dan rangka kincir air. Bagian – bagian panel kontrol kincir air antara lain : Box panel, MCB, MC, TOR, pilot lamp, kabel dan terminal blok.
Penggunaan kincir air antaran lain : kebutuhan dan jumlah kincir air pada suatu petakan tambak dapat diketahui dari total perkiraan biomassa udang, setelah diketahui kemudian disesuaikan dengan kapasitas kincir suplai dari kincir air. Kincir air dengan kekuatan 1 HP idealnya menyuplai hingga 500 kg udang, sedangkan kincir 2 hp mampu menyuplai oksigen hingga 1 ton udang. Pada petak B4 dengan luasan petakan 4.000 m2 menggunakan kincir air sebanyak 24 unit dengan rincian 20 unit kincir 1 HP dan 4 unit kincir 2 HP dan blower 1 hp sebanyak 4 unit untuk menyuplai kadar oksigen. Sedangkan untuk petak B12 dengan luasan 1.000m2. Pada petak B12 dengan luasan 1.000 m2 menggunakan kincir sebanyak 6 unit dengan rincian 4 kincir air 1 HP dan 2 buah kincir air 2 HP dan blower 1 HP sebanyak 2 unit untuk menyuplai kadar oksigen. Semetara menurut Perhitungan untuk Petak B4 dengan luasan petakan 4.000 m2 dibutuhkan 36 unit Kincir air dan pada petak B12 dengan luasan 1.000 m2 menggunakan kincir air 1 Hp sebanyak 13,5 unit. Pada tambak di PT. Tanjung putra Pangestu kebutuhan kincir air pada saat DOC awal hanya menghidupkan beberapa kincir saja, dikarenakan benur yang masih kecil mudah sekali terbawa oleh arus.
Kincir air pada PT. Tanjung Putra Pangestu diletakkan pada titik – titik yang telah ditentukan sebelumnya dengan membuat lobang sebagai tempat besi penahan kincir air agar tidak bergerak saat di di operasikan. pada Tambak PT. Tanjung Putra Pangestu terdapat 2 petakan yang memiliki jumlah kincir berbeda. Selama periode 12 hari suhu air bervariasi antara 28,6 – 30,5oC. Sementara oksigen terlarut berkisar antara 4,64 – 5,30 ppm. Sedangkan Ph petakan berkisar 7,80 – 8,77. Jadi pengaruh kincir air terhadap DO air pada petak B4 menghasilkan rata – rata 4,94 ppm, sedangkan pada petak B12 menghasilkan rata – rata 4,71. Pengaturan arus pada PT. Tanjung Putra Pangestu digunakan untuk mengarahkan kotoran pada perairan tambak menuju ke sentral drain untuk mempermudah penyiponan. Penempatan kincir pada PT. Tanjung Putra Pangestu menghasilkan arus yang melingkar.
Pengukuran oksigen terlarut atau Dissolved Oxygen (DO) pada tambak PT. Tanjung Putra Pangestu dilakukan pada malam hari sekitar pukul 08.00 - 09.00 WIB. Pengecekan DO dimulai pada saat Day Of Culture (DOC) 30 adalah jumlah hari budidaya, mulai dari penebaran sampai panen. Pengecekan DO pada tambak PT. Tanjung Putra Pangestu dilakukan secara eksternal menggunakan DO meter yaitu melakukan pengecekan secara langsung pada perairan tambak. Pengecekan dilakukan pada titik mati air atau pada perairan tambak yang tidak dilalui oleh arus kincir air.
Pada Tambak milik PT.Tanjung Putra Pangestu biaya operasional dari penggunaan motor listrik penggerak kincir dihitung dari akumulasi penggunaan kincir air dari proses sterilisasi hingga panen. Pada petak B4 biaya operasionalnya sebesar Rp. 37.942.156,8 dan untuk petak B12 biaya operasionalnya diperoleh Rp. 12.203.366,4.
Sistem budidaya udang vannamei di PT. Tanjung Putra Pangestu menggunakan sistem budidaya secara intensif. Adapun tahapan budidaya antara lain : pengeringan tambak, pengeringan konstruksi, pengapuran, Pemasangan Kincir dan pengisian air. Untuk tahapan pemeliharaan udang vannamei meliputi : penebaran pupuk organik cair (POC) dan fermentasi dedak, penebaran benur, manajemen pakan, manajemen kualitas air. Panen yang dilakukan pada tambak PT. Tanjung Putra Pangestu menggunakan 2 metode yaitu, panen parsial dan panen total. Panen total yang dihasilkan pada petak B4 yaitu 6,3 Ton dan Petak B12 yaitu 6 Ton dengan kisaran per 1 Kg seharga Rp.80.000
Kesimpulan yang didapat pada praktek kerja akhir di PT. Tanjung Putra Pangestu adalah sebagai berikut : Jenis Kincir air yang digunakan pada tambak milik PT. Tanjung Putra Pangestu yaitu Paddle wheel dengan 2 buah roda kincir (singgle padlle wheel) 1 Hp dan 4 buah roda kincir (double padle wheel) 2 Hp. Pada Tambak PT. Tanjung Putra Pangestu terdapat 2 petakan yang memiliki jumlah kincir berbeda. Pada petak B4 dengan luasan petakan 4.000 m2 menggunakan kincir air sebanyak 24 unit dengan rincian 20 unit kincir 1 HP dan 4 unit kincir 2 HP dan blower 1 hp sebanyak 4 unit untuk menyuplai kadar oksigen sedangkan pada petak B12 dengan luasan 1.000 m2 menggunakan kincir sebanyak 6 unit dengan rincian 4 kincir air 1 HP dan 2 buah kincir air 2 HP dan blower 1 HP sebanyak 2 unit untuk menyuplai kadar oksigen. Pengaturan tata letak kincir air menghasilkan arus melingkar, Sehingga arus yang dihasilkan bisa mengumpulkan kotoran menuju sentral drain untuk mempermudah proses penyiponan. DO air pada petak B4 menghasilkan rata – rata 4,94 ppm, sedangkan pada petak B12 menghasilkan rata – rata 4,71 suhu air bervariasi antara 28,6 – 30,5oC, sedangkan pH petakan berkisar 7,80 – 8,77. Total biaya operasional pemakaian kincir air untuk satu siklus pembesaran udang vannamei teknologi intensif pada petak B4 dengan daya sebesar 20,888 Kwh adalah Rp.37.942.156,8 sedangkan petak B12 dengan daya sebesar 7,46 Kwh adalah Rp.12.203.366,4. Panen total yang dihasilkan pada tambak PT. Tanjung Putra Pangestu untuk petak B4 sebesar 6,3 Ton dan pada Petak B12 Sebesar 6 Ton, untuk kisaran harga Rp.80.000. Kincir air ataupun motor listrik yang rusak tidak disimpan sesuai dengan tempatnya.
Adapun saran yang dapat disampaikan pada PT. Tanjung Putra Pangestu adalah sebagai berikut : Sebaiknya kincir air ataupun motor listrik yang rusak disimpan di tempat ruangan mesin yang telah disediakan, agar tidak kesulitan mencari komponen kincir bila terjadi kerusakan.
DAFTAR PUSTAKA
Adiwidjaya,Triyono, Herman, Aris Supramono dan Subiyanto, 2005. Manajemen Pakan dan Pendugaan Populasi Pada Budidaya Udang. DKP. Ditjen. Perikanan Budidaya BPPAP Jepara
Amir, K. 2008. Budidaya Udang Windu Secara Intensif. Depok: Agromedia.
Amri, Khairul, dan Kanna, I. 2008. Budidaya Udang Vannamei. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Asraf, A.G., dan Rosma,I.H.2018. Rancang Bangun Aerator Menggunakan Penggerak Motor Satu Fasa dan Sistem Otomatisasi Berbasis Smart Relay.
Bahri S,et.al. 2018. The Development of Furrower Model Blade to Paddle Wheel Aerator for Improving Aeration Efficiency. IOP Conference Series: Materials Science and Engineering.
Budiardi, T., Batara, T., dan Wahjuningrum, D. 2005.Tingkat Konsumsi Oksigen Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei) dan Model Pengelolaan Oksigen Pada Tambak Intensif .Akuakultur Indonesia.
Erlangga,E. 2012. Budidaya Udang Vannamei Secara Intensif. Jakarta: Pustaka Agro Mandiri.
Haliman, R. W dan D, Adijaya. 2005. Udang Vannamei. Penebar Swadaya. Jakarta.
Kordi, K. 2007. Pemeliharaan Udang Vannamei. Surabaya: Indah.
Kordi, K. Andi, B.T. 2007. Pengelolaan Kualitas Air dalam Budidaya Perairan. Jakarta: Rineka Cipta.
Maulina. 2016. Memilih Aerator Sesuai Kebutuhan Kolam. Jakarta : Agro Media.
Makmur, Fahrur, M., Chaidir, M. 2016. Pengaruh Tipe Kincir Terhadap Produksi Tambak Udang Vanname (Litopenaeus vannamei) Super intensif. Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur: Balai penelitian dan pengembangan Budidaya Air Payau.
Nugraha, N.P.A., Agus,M., dan Mardiana,T.Y. 2017. Rekayasa Kincir Air Pada Tambak LDPE Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei) di Tambak Unikal Slamaran. Pena Akuatika: Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan, 16(1).
Nurman, M. Dan Muochamad.2017. Mesin-Mesin Aerator Untuk Budidaya Intensif. Lampung: CV. Prima Karya Nusa.
Wulandari, T., Niniek.W., dan Pujiono.W.P. 2015.Hubungan Pengelolaan Kualitas Air Dengan Kandungan Bahan Organik, No2 Dan Nh3 Pada Budidaya Udang Vannamei (Litopenaeus Vannamei) Di Desa Keburuhan Purworejo. 4 (3).
Zulfikar, W.G. 2020. Tips Menentukan Letak dan Jumlah Kincir. Jakarta: Penebar Swadaya
Item Type: | Other |
---|---|
Subjects: | S Agriculture > SH Aquaculture. Fisheries. Angling |
Depositing User: | Unnamed user with email admin@poltekkpsidoarjo.ac.id |
Date Deposited: | 07 Aug 2025 08:42 |
Last Modified: | 07 Aug 2025 08:42 |
URI: | https://repository.poltekkpsidoarjo.ac.id/id/eprint/188 |