Sari, Erina Puspita (2021) Gambaran Histopatologi Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei) Akibat Infeksi WSSV (White Spot Syndrome Virus) Di PT. Central Proteina Prima Sidoarjo Provinsi Jawa Timur. Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo, Sidoarjo. (Unpublished)
![[thumbnail of Erina Puspita Sari KIPA.pdf]](https://repository.poltekkpsidoarjo.ac.id/style/images/fileicons/text.png)
Erina Puspita Sari KIPA.pdf
Restricted to Registered users only
Download (6MB)
Abstract
Udang vannamei (Litopenaeus vannamei) merupakan salah satu jenis udang yang banyak dibudidayakan di Indonesia. Udang vannamei (L. vannamei) mendominasi usaha pertambakan di Indonesia yang sebelumnya di dominasi oleh udang windu (Penaeus monodon). Peralihan komoditas ini didukung oleh SK Menteri Kelautan dan Perikanan No.41/2001 pada 21 Juli 2001 yang secara resmi melepas udang vannamei sebagai varietas unggul. Salah satu keunggulan udang vannamei yaitu memiliki produktivitas yang sangat tingg (Boyd dan Clay, 2002). WSSV (White Spot Syndrome Virus) merupakan patogen yang paling serius menyerang udang dan telah menghancurkan industri perudangan di berbagai negara (Yi, 2004).
Tujuan dari Kerja Praktek Akhir ini dilaksanakan adalah untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dan mengetahui kerusakan jaringan yang disebabkan oleh virus WSSV (White Spot Syndrome Virus) terhadap udang vannamei di instansi PT. Central Proteina Prima Sidoarjo Provinsi Jawa Timur.
Analisa histopatologi dapat digunakan sebagai biomarker untuk mengetahui kondisi kesehatan udang melalui perubahan struktur yang terjadi pada organ-organ yang menjadi sasaran utama dari bahan pencemar seperti insang, limfoid, hepatopankreas, usus dan sebagainya. Selain itu, penggunaan biomarker histopatologi dapat digunakan dalam memonitoring lingkungan dengan mengamati organ-organ tersebut yang memiliki fungsi penting dalam metabolisme tubuh sehingga dapat digunakan sebagai diagnosis awal terjadinya gangguan kesehatan pada suatu organisme (Setyowati et al., 2012).
Kerja Praktek Akhir ini dilaksanakan pada tanggal 1 Maret 2021 sampai 7 Mei 2021 di PT. Central Proteina Prima Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur. Metode yang penulis gunakan dalam Kerja Praktek Akhir ini adalah metode survei dan magang. (Sukandarrumidi, 2002). Sumber data yang digunakan dalam menyusun laporan ini adalah sumber data primer dan sekunder (Subagyo,1999). Teknik pengumpulan data diperoleh dengan observasi dan wawancara. Menurut Narbuko dan Achmadi (2005).
PT. Central Proteina Prima terletak di Jl. Raya Mojokerto Surabaya KM 19. Trosobo, Jl. Raya Bringin Wetan No.36, Bringin Wetan, Bringinbendo, Kecamatan Taman, Kabupaten Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur 61257.
Kegiatan yang dilakukan selama pengujian histopatologi, antara lain :
1. Penerimaan Sampel :
Sampel yang diambil adalah udang yang terindikasi terinfeksi penyakit yang menunjukan gejala seperti berenang diatas permukaan air, menempel di dinding tambak, discolorisasi (berwarna kemerahan, kusam dan pucat) atau menunjukkan kenampakkan abnormalitas lainnya.
2. Fiksasi Jaringan (Tissue Fixation) :
Fiksasi berfungsi memberikan konsistensi keras sehingga jaringan dapat diiris tipis serta pengaruh terhadap pewarnaan dan diferensiasi optik (Paulsen, 2000).
3. Pemotongan (Trimming) :
Trimming merupakan pemotongan sampel organ menjadi ukuran yang lebih kecil sehingga memudahkan tahap pembuatan preparat selanjutnya (Pratomo, 2011).
4. Proses Jaringan (Tissue Prosessing) :
Ditahap ini sampel akan mengalami tiga peristiwa yaitu dehidrasi (dehydration), penjernihan (clearing), dan infiltrasi paraffin (embedding).
5. Pengeblokan Jaringan (Tissue Bloking) :
Pengeblokan adalah proses pembuatan blok preparat agar dapat dipotong dengan mikrotom menggunakan parafin. Pengeblokan bertujuan mengganti parafin cair disertai dengan pengerasan jaringan (Hammersen dan Sobotta, 1985).
6. Pemotongan (Sectioning) :
Pemotongan (sectioning) adalah proses pemotongan blok preparat dengan menggunakan mikrotom. Tujuan dari pemotongan blok adalah untuk mendapatkan potongan jaringan yang tipis dengan ketebalan 3 – 8 µm (Suntoro, 1983).
7. Pewarnaan (Staining) :
Pewarnaan (staining) adalah teknik memberikan warna pada komponen seluler dengan tujuan membedakan antar sel pada jaringan (Waheed, 2012).
8. Perekatan (Mounting) :
Proses perekatan dilakukan dengan objek glass berisi pita preparat ditetesi entelan kemudian ditutup dengan cover glass (Jusuf, 2009).
9. Pembacaan Hasil :
Proses pembacaan hasil sampel dibantu dengan alat mikroskop olympus tipe BX 53 disambungkan dengan kamera ke computer lenovo dan dibantu dengan aplikasi cellsens.
10. Hasil Gambar Histopatologi :
Pada organ insang mengalami hemoragi, hipertropi dan badan inklusi. Organ lambung sel epitel mengalami nekrosi. Usus tengah dan sub kutikular terdapat badan inklusi. Hepatopankreas dan organ limfoid normal.
Item Type: | Other |
---|---|
Subjects: | S Agriculture > SH Aquaculture. Fisheries. Angling |
Depositing User: | Unnamed user with email admin@poltekkpsidoarjo.ac.id |
Date Deposited: | 08 Aug 2025 03:44 |
Last Modified: | 08 Aug 2025 03:44 |
URI: | https://repository.poltekkpsidoarjo.ac.id/id/eprint/196 |