MANAJEMEN KUALITAS DAN PAKAN TERHADAP PERTUMBUHAN UDANG VANNAMEI [LITOPENAEUS VANNAMEI] DI PT PYRAMIDE PARAMOUNT INDONRSIA KABUPATEN LAMONGAN JAWA TIMUR

Budidaya udang menjadi salah satu jenis usaha perikanan yang memiliki
prospek bagus di Indonesia jika dilihat dari Negara tujuan utama ekspornya seperti
Jepang, Eropa dan Amerika Serikat (Mahmud et al., 2007). Sebanyak 77% produksi
udang dunia dihasilkan oleh negara-negara di asia termasuk Indonesia (Amin and
Abdul, 2010). Tingginya permintaan pasar terhadap komoditi udang mendorong
negara Indonesia untuk terus melakukan inovasi dalam kegiatan budidaya udang,
sehingga dapat terus terwujud budidaya perikanan yang berkelanjutan (Amin and
Abdul, 2010).
Keunggulan udang vannamei yang lebih toleran terhadap perubahan
lingkungan telah mendorong pengalihan sistem budidaya dari ekstensif ke intensif
(Thakur dan Lin 2004). Budidaya system intensif merupakan budidaya yang
memanfaatkan padat tebar yang tinggi yaitu bisa mencapai lebih dari 100/ekor m
,
namun kebutuhan input teknolgi seperti, kincir air, pompa air, mesin jenset dan lainlain.

Kebutuhan pakan yang diberikan juga harus lebih banyak dari system
konvensional, sehingga semakin banyak padat tebar dalam suatu tambak maka
semakin mudahnya penyakit masuk dikarenakan limbah organik yang dihasilkan
udang semakin banyak yang dapat merangsang pertumbuhan pathogen dan
menyebabkan udang menjadi stress.
Tujuan pelaksanaan kegiatan Kerja Praktek Akhir adalah untuk dapat
memperoleh ilmu serta pengetahuan tentang monitoring kualitas air, manajemen
pakan, monitoring pertumbuhan, serta pengendalian hama dan penyakit udang di PT
Paramyde Paramount Indonesia Lamongan, Jawa timur. Kegiatan Kerja Praktek
Akhir telah dilaksanakan pada tanggal 1 Maret sampai 9 Mei 2021 di PT Pyramide
Paramount Indonesia Lamongan, Jawa Timur. Metode pelaksanaan KPA adalah
survey dan magang, sumber data yang akan diambil data primer dan sekunder.
Teknik pengumpulan data yang akan diambil yaitu meliputi monitoring
kualitas air (suhu, salinitas, DO, warna air, kecerahan, pH, nitrit, plankton),
manajemen pakan, pertumbuhan udang vannamei. Data yang diperoleh pada kerja
praktek akhir ini akan diolah dan di analisis secara kuantitatif dan kualitatif.
Parameter fisika meliputi, suhu, salinitas, warna air, kecerahan. Parameter
kimia meliputi pH,DO, dan nitrit. Untuk seluruh parameter fisika dan kimia seluruhnya
sesuai SNI
Monitoring parameter biologi dilakukan dengan menganalisa plankton yang
terdapat pada petakan C1. Plankton yang ditemukan yaitu plankton Dinhopysis sp.
Plankton ini merupakan plankton dari golongan dinoflagellata yang kelimpahannya
dipengaruhi oleh salinitas dan suhu perairan.
2
iv


Manajemen pakan di tambak PT PPI Lamongan Blok C sudah cukup baik,
karena dapat dilihat pada grafik ADG dan ABW yang menunjukkan nilai ABW pada
petak C1 dari sampling ke 1 - 5 DOC (39 – 66) adalah 5,38 – 15,14 gr dan
kisaran ADG dari sampling ke 1 - 5 dari DOC (39 – 66) ialah 0 – 0,44 gr.
Pengamatan makroskopis dapat dilihat dari kelengkapan organ tubuh, warna
usus udang, warna hepatopankreas, warna tubuh, dll. Untuk udang yang sehat dapat
ditandai dengan tubuhnya transparan, usus berisi berwarna coklat, kaki renang dan
kaki jalan lengkap berwarna transparan, dan baunya seperti bau amis. Sedangkan
udang yang tidak sehat dapat ditandai dengan tubuhnya mulai berwarna putih susu,
usus berwarna hitam, kaki jalan dan kaki renang berubah warna menjadi kemerahan,
dan baunya seperti bau busuk
Pengendalian penyakit WSSV dilakukan dengan cara pergantian air setiap
hari, namun untuk penyakit WSSV ini di PT PPI belum dapat ditangani sehingga hal
yang dapat dilakukan agar tidak terjadi kerugian yang besar maka dilakunan panen
total.
Jadi manajemen kualitas air dan pakan terhadap pertumbuhan udang
vannamei di PT Pyramide Paramount Indonesia blok C petak 1 ini sudah tergolong
cukup baik dengan hasil data – data yang saya peroleh yang masih sesuai dengan
standar acuan, namun pada biosekuriti masih banyak yang kurang sehingga
mempengaruhi pada proses produksi budidaya udang vannamei.

v