ANNASTASYA DWI A, LATHIFA (2021) Manajemen Kualitas Air dan Pakan Pada Pemeliharaan Larva Ikan Kerapu Cantang (Epinephelus fuscoguttatus x Ephinephelus lanceolatus) di Balai Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP) Situbondo, Jawa timur. Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo, Sidoarjo. (Unpublished)
![[thumbnail of LAPORAN LATHIFA ANASTASYA FIX.pdf]](https://repository.poltekkpsidoarjo.ac.id/style/images/fileicons/text.png)
LAPORAN LATHIFA ANASTASYA FIX.pdf
Restricted to Registered users only
Download (2MB)
Abstract
1. Latar belakang
Ikan Kerapu merupakan komoditas air laut yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Harga ikan kerapu tergantung spesiesnya berkisar 100.000 – 350.000/kg di tingkat pembudidaya. Diantara berbagai spesies ikan kerapu, spesies yang umum dibudidayakan salah satunya adalah kerapu cantang (Ephinephelus fuscoguttatus x Ephinephelus lanceolatus).
2. Tujuan
1. Monitoring kualitas air dan pakan pada pemeliharaan larva ikan kerapu cantang di Balai Perikanan Budidaya Air Payau.
2. Mengidentifikasi pengaruh kualitas air dan pakan terhadap pertumbuhan larva ikan kerapu cantang di di Balai Perikanan Budidaya Air Payau Situbondo.
3. Mengidentifikasi berbagai permasalahan dan cara mengatasi permasalahan yang muncul dalam kegiatan pemeliharaan larva ikan kerapu cantang di Balai Perikanan Budidaya Air Payau Situbondo.
Tempat dan waktu pelaksanaan KPA
Kerja Praktek Akhir ini dilaksanakan di Balai Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP) yang terletak di Kabupaten Situbondo Provinsi Jawa Timur mulai tanggal 1 Maret 2021 sampai dengan 5 Mei 2021.
3. Metode pelaksanaan KPA
Metode yang dilakukan pada Kerja Praktek Akhir adalah metode survei dan metode magang. Menurut Nazir (1988), yang dimaksud dengan metode survei adalah penyelidikan yang dilakukan untuk memperoleh fakta-fakta dan mencari fakta secara faktual. Pada kegiatan KPA ini fakta atau data yang dicari yaitu tentang pengelolaan kualitas air dan pakan pada Pemeliharaan Larva Ikan Kerapu Cantang.
Metode penelitian
a. Suhu
Pada pengecekan suhu menggunakan alat thermometer dengan cara mencelupkan thermometer ke dalam air media lalu hasilnya akan terlihat. Pengecekan dilakukan setiap hari pada pagi dan sore hari.
b. Salinitas
Pada pengukuran salinitas menggunakan alat refraktometer dengan cara pada bagian prisma refraktometer ditetesi cairan hingga melapisi seluruh permukaan prisma, gunakan pipet untuk mengambil cairan yang akan diukur. Tutup secara hati- hati refraktometer dengan mengembalikan pelat ke posisi awal, ukuran salinitas terlihat pada garis pertemuan bagian putih dan biru. Setelah dipakai refraktometer dibersihkan hingga kering mengunakan tisu atau kain lembut. Pada pengukuran salinitas dilakukan 2 kali sehari yaitu pagi dan sore hari.
c. pH
pada pengecekan pH menggunakan pH meter dengan cara memasukkan pH meter kedalam air media yang akan diuji , pada saat dicelupkan di air skala angka akan bergerak acak, tunggu hingga angka tersebut berhenti dan tidak berubah. Pada pengukuran pH dilakukan 1 kali sehari yaitu pada pagi hari.
d. Amoniak
Pada pengecekan Amoniak secara spektrofotometri yaitu dengan cara 25 ml contoh uji dalam enlemeyer 50 ml, tambahkan 1 ml larutan fenol dan kocok, tambahkan 1 ml larutan natrium nitropusid dan kocok, tambahkan 2,5 ml larutan oksidator, tutup enlemeyer dan simpan dalam ruang gelap selama minimal 1 jam. Pada pengecekan amoniak dilakukan setiap 1 minggu sekali setiap hari kamis
e. Nitrit
Pada pengecekan nitrit secara spektrofotometri yaitu dilakukan pengukuran dengan cara 50 ml contoh uji dalam enlemayer 100 ml, tambahkan 2 ml larutan pewarna KMnO⁴ dan kocok. Tunggu antara 10 menit sampai 2 jam. Pengecekan dilakukan setoap seminggu 1 kali pada hari kamis.
Daftar Pustaka
Ansari, M, dkk. 2019. Abnormalitas dan Perubahan Warna Benih Ikan Kerapu Hibrida Cantang Dari Unit-Unit Pembenihan di Bali Bagian Utara. Buletin Teknik Litkayasa Akuakultur, 17 (1). Hal 23-26.
Akbar, Junius dan S. Fran. 2013. Buku Ajar Manajemen Kesehatan Ikan. P3AI Universitas Lambung Mangkurat. Banjarbaru
Badan Standardisasi Nasional. 2019. Petunjuk Teknis Skema Sertifikasi Indonesian Good Aquaculture Practices (INDOGAP). Bag: 1. Cara Pembenihan Ikan yang Baik. Republik Indonesia.
Balai Budidaya Air Payau Situbondo. 2009. Cara Mudah Produksi Benih Kerapu. BBAP Situbondo. Situbondo
Bowser, P. R and J. K. Buttner. 1993. General Fish Health Management. NRAC Bulletin No. 111-1993. University of Massachusettss. Massachusetts.
Ch’ng, C. L dan S. Senoo. 2008. Egg and Larval Development of A New Hybrid Grouper, Tiger Grouper Epinephelus fuscoguttatus x Giant Grouper Epinephelus lanceolatus. Aquaculture Science, 56 (4): 505-512.
Dahlia, H. Suprapto, dan R. Kusdarwati. 2017. Isolasi dan Identifikasi Bakteri pada Benih Ikan Kerapu Cantang (Epinephelus sp.) Dari Kolam Pendederan Balai Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP) Situbondo Jawa Timur. Journal of Aquaculture and Fish Health Vol 6.No 2. Universitas Airlangga. Surabaya
.
Harahap, Partunasan. 2014. Pembenihan dan Pembesaran Kerapu Cantang Ephinephelus sp di Balai Budidaya Perikanan Air Payau Situbondo, Jawa Timur. Laporan Tugas Akhir. Program Keahlian. Teknologi Produksi dan Manajemen Perikanan Budidaya. Program Diploma. Institut Pertanian Bogor..
Item Type: | Other |
---|---|
Subjects: | S Agriculture > SH Aquaculture. Fisheries. Angling |
Depositing User: | Unnamed user with email admin@poltekkpsidoarjo.ac.id |
Date Deposited: | 08 Aug 2025 05:24 |
Last Modified: | 08 Aug 2025 05:24 |
URI: | https://repository.poltekkpsidoarjo.ac.id/id/eprint/204 |