Teknik Pembesaran Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei) di PT. Bumi Subur 5 Desa Mlandingan Kulon, Kecamatan Mlandingan, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur

Pembangunan dibidang perikanan sangat bertumpu pada sektor perikanan budidaya baik air tawar, payau, maupun laut setelah produksi perikanan tangkap mengalami penurunan. Udang vannamei (Litopenaeus vannamei) merupakan salah satu produk perikanan penting saat ini. Sejak agroindustri udang windu di Indonesia mengalami penurunan, Pengembangan udang vannamei merupakan alternatif budidaya yang cocok dilakukan. Maksud dari Kerja Praktik Akhir ini yaitu mengikuti kegiatan secara langsung mengenai teknik pembesaran udang vannamei di PT. Bumi Subur 5. Sedangkan tujuan dari Kerja Praktik Akhir ini adalah memperoleh data teknis tentang kegiatan pembesaran udang vannamei dan mengetahui produksi hasil pembesaran udang vannamei (Litopenaeus vannamei) yang diproduksi di PT. Bumi Subur 5.
Pengamatan yang dilakukan pada petak A5 dengan luas 2832 m² dan A6 dengan luas 3115 m². Dalam lokasi tambak memiliki beberapa alur produksi mulai dari persiapan tambak, persiapan air media budidaya, penebaran benur, pengelolaan pakan, pengelolaan kualitas air, monitoring pertumbuhan, pengendalian hama dan penyakit, dan panen. Persiapan tambak yang dilakukan dengan pembersihan tambak menggunakan air tawar, selanjutnya dilakukan pengeringan selama 12 hari. Selama proses pengeringan juga dilakukan perbaikan kontruksi tambak, dan pemasangan kincir sebanyak 12 kincir/petak dengan daya 1 Horse power (HP). Pengapuran dasar tambak dilakukan dengan kapur gamping dengan dosis 283 kg/petak sebagai disenfektan. Persiapan air media dimulai dari pengisian air laut dengan salinitas 31 ppt, dan dilakukan penambahan air tawar hingga air menjadi 28 ppt. Sterilisasi air dilakukan di petak budidaya dengan kupri sulfat 2ppm dan kaporit 20 ppm. Selanjutnya dilakukan penumbuhan plankton dengan pupuk ZA 1 ppm selama 3 hari, fermentasi dari dedak dengan dosis 20 ppm, dan dilakukan pemberian probiotik dengan merk (AT BAK) mulai DOC 25.
Penebaran benur dengan kepadatan 74 ekor/m², benur ditebar sore hari dengan dilakukan aklimatisasi 15 – 20 menit. Pakan yang digunakan berupa crumble dan pellet. Pemberian dilakukan 2 – 3 kali sehari pada DOC 2 dan 3, kemudian 4 kali sehari dari DOC 4 sampai panen pada pukul (07.00), (11.00), (15.00), dan (19.00). Untuk DOC awal dilakukan metode Blind feeding yang ditentukan berdasarkan nilai index dari perusahaan dengan kisaran penambahan 1 – 2 kg/ hari. Setelah DOC 31 penentuan pakan berdasarkan target ADG. Pemberian pakan dilakukan secara manual. Monitoring kualitas air yang dilakukan meliputi parameter fisika (kecerahan, suhu,dan warna air) dan parameter kimia (pH, salinitas, ammonia,dan nitrit). Penyiponan dilakukan 3 hari sekali mulai DOC 25.

Monitoring pertumbuhan dilakukan mulai DOC 25 menggunakan anco dan sampling selanjutnya menggunakan jala dengan interval waktu 5 hari. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan penyemprotan disenfektan berupa kaporit 4% dan dilakukan control anco untuk melihat kesehatan udang. Ditemukan penyakit WFD pada akhir pemeliharaan dikarenakan kualitas air yang buruk. Pemanenan dilakukan pada DOC 40 dikarenakan udang terkena penyakit WFD. Sebelum panen dilakukan penebaran dolomit 7 mg/l. SR yang didapat pada petak A5 sebesar 90 % dengan FCR 2,04, dan pada petak A6 sebesar 96 % dengan FCR 1,49. Udang dipasarkan ke daerah banyuwangi dengan harga 35.000 untuk size 139,9 dan 20.000 untuk size 177,6.