AHMADI, FERDI (2021) Teknik Produksi Lobster Pasir (Panulirus homarus) Metode Keramba Dasar (Bottom cage) Di Unit Percontohan Budidaya Lobster Pesona Bahari dan BPPP Di Pantai Grand Watu Dodol Desa Bangsring Kecamatan Wongsorejo Kabupaten Banyuwangi Provinsi Jawa Timur. Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo, Sidoarjo. (Unpublished)
![[thumbnail of KIPA_Ferdi Ahmadi_TBP.pdf]](https://repository.poltekkpsidoarjo.ac.id/style/images/fileicons/text.png)
KIPA_Ferdi Ahmadi_TBP.pdf
Restricted to Repository staff only
Download (5MB)
Abstract
Lobster telah menjadi salah satu sumber daya hayati laut yang berkembang di berbagai negara termasuk Indonesia. Jenis lobster yang banyak dibudidayakan yaitu lobster pasir (Panulirus homarus). Hal tersebut dikarenakan hasil tangkapan bibitnya di alam lebih banyak dibandingkan dengan jenis lobster lainnya. Metode keramba jaring apung (KJA) tidak akan efektif dalam hal pemberian pakan di perairan berarus deras. Sedangkan alasan menggunakan metode keramba dasar lantaran sampah-sampah yang terbawa arus seperti ranting dan kayu berpotensi merusak jaring bahkan pencurian.
Adapun maksud pelaksanaan Kerja Praktik Akhir ini adalah mengikuti seluruh tahapan dan Teknik Produksi Lobster Pasir (Panulirus homarus) Metode Keramba Dasar (Bottom cage) yang dilaksanakan di Unit Percontohan Budidaya Lobster Pesona Bahari dan Balai Pelatihan Penyuluhan Perikanan (BPPP) Desa Bangsring Kecamatan Wongsorejo Kabupaten Banyuwangi Provinsi Jawa Timur. Sedangkan Tujuan pelaksanaan Kerja Praktik Akhir ini adalah menambah pengetahuan dan ketrampilan, mendapatkan data dan informasi mengenai Teknik Produksi Lobster Pasir (Panulirus homarus) Metode Keramba Dasar (Bottom cage) yang dilaksanakan di Unit Percontohan Budidaya Lobster Pesona Bahari dan Balai Pelatihan Penyuluhan Perikanan (BPPP) Desa Bangsring Kecamatan Wongsorejo Kabupaten Banyuwangi Provinsi Jawa Timur.
Kerja Praktik Akhir (KPA) telah dilaksanakan di Unit Percontohan Budidaya Lobster Pesona Bahari dan BPPP di Pantai Grand Watu Dodol Desa Bangsring Kecamatan Wongsorejo Kabupaten Banyuwangi yang dilaksankan pada tanggal 3 Maret sampai 7 Mei 2021. Metode yang digunakan untuk Kerja Praktek Akhir ini adalah metode survei dan magang.
Alur proses kegiatan pembesaran lobster di pokdakan pesona bahari meliputi pemilihan lokasi, persiapan wadah budidaya, pemasangan keramba dasar, penerimaan dan penebaran benih, manajemen pakan, monitoring pertumbuhan, pengamatan kualitas air, hama dan penyakit serta panen dan pasca panen. Pemilihan lokasi untuk kegiatan memiliki syarat seperti jauh dari sumber mata air tawar, bebas dari air cemaran, terlindung dari angin kencang dan ombak besar, memiliki salinitas 30-35 ppt, suhu air antara 25-300C, serta kadar oksigen terlarut yaitu 2,7-5,4 mg/L. Persiapan wadah yang dilakukan dengan cara menentukan desain wadah, menetukan bahan, serta merakit wadah. Persiapan wadah pada wadah pernah digunakan yaitu memperbaiki jaring, membersihkan sisa pakan dan kotoran. Penerimaan benih lobster yang akan dibudidayakan memiliki beberapa persyaratan, seperti asal benih harus jelas, tidak dalam keadaan sakit dan morfologi lobster khususnya pada bagian kaki, kaki lobster yang hilang tidak lebih dari 3, serta benih yang datang tidak dalam keadaan lemas kecuali lobster dengan keadaan moulting. Benih yang lolos seleksi selanjutnya di tebar dengan kepadatan 71 ekor/m2. Benih sebanyak 500 ekor dengan bobot 60 kg dengan kisaran benih 100-130 gr/ekor. Pakan yang diberikan yakni ikan rucah dengan dosis pemberian 5-10% dari biomassa lobster. Pakan diberikan dengan cara menyelam pada sore hari pukul 16.00 WIB. Nilai
Survival Rate (SR) hingga panen teramati sebesar 85% selama pemeliharaan
150 hari. Kinerja pertumbuhan dalam pengamatan ini diamati setiap 30 hari sekali yang dapat dilihat dari nilai Average Body Weight (ABW) teramati dari awal yakni 116,25 gr, 133,75 gr, 146,25 gr, 160 gr, dan akhir pengamatan teramati sebesar 170 gr. Nilai Average Daily Gain (ADG) pada masa pengamatan teramati dari awal yakni sebesar 0,58 gr, 0,41 gr, 0,45 gr, dan pada akhir pengamatan teramati sebesar 0,33 gr. Sedangkan nilai Food Convertion Ratio (FCR) selama pemeliharaan 150 hari teramati sebesar 11,3, Jadi untuk menambahkan biomas total sebanyak 1 kg lobster harus membutuhkan pakan sebesar 11,3 kg. Hasil pengamatan kualitas air setelah dilakukan monitoring sebelumnya, teramati pada salinitas 35 ppt, pH air senilai 7, dan oksigen terlarut teramati sebesar 4,4, mg/L.
Jenis penyakit yang biasanya menyerang lobster terutama jenis lobster pasir ini yakni Milky disease yang memiliki salah satu ciri terdapat bintik atau spot putih pada bagian karapas. Lobster dengan gejala penyakit ini terlihat lemah, tidak aktif bergerak, nafsu makan turun drastis dan segera mengalami kematian (3-5 hari) setelah menunjukkan gejala milky disease. pengendalian penyakit ini yakni dengan memperhatikan beberapa aspek yakni sanitasi, pakan, hingga kebersihan pemeliharaan lobster. Lobster pasir yang boleh dipanen dan diperjualbelikan harus memiliki bobot 160 gr/ekor dengan tidak dalam keadaan bertelur, tidak dalam keadaan moulting, kaki yang hilang tidak lebih dari 3. Terhitung lobster di panen secara total dengan bobot biomassa akhir 70,8 kg dengan bobot rata-rata 160 gr/ekor. Lobster yang belum memenuhi syarat panen di masukan lagi ke dalam keramba. Pengiriman lobster dilakukan dengan cara kering atau transportasi kering. Lobster yang akan dikirim, mulutnya dimasukkan pasir sedikit hal ini dilakukan untuk mencegah kanibalisme selama pengiriman. Hasil panen lobster pasir di Unit Percontohan Budidaya Lobster Pesona Bahari dijual ke pengepul daerah terdekat yakni Banyuwangi dengan harga pada saat itu Rp. 400.000/kg.
Analisis usaha Unit Percontoham Budidaya Lobster Pesona Bahari dibilang cukup baik, keuntungan dalam 9 keramba yang diperoleh dalam 1 siklus yaitu Rp. 95.070.800 dalam 1 tahun (2 siklus) yaitu Rp. 190.141.600. Total biaya yang diperlukan yaitu Rp. 159.809.200, sedangkan nilai R/C sebesar 1,59, usaha budidaya lobster tingkat perolehan keuntungan yang sangat besar, karena R/C > 1 yakni 1,59 dan pengembalian modal investasi dibutuhkan payback period 0,8 atau 1 tahun usaha budidaya lobster ini dapat mengembalikan modal, sedangkan nilai BEP Rupiah yaitu Rp. 68.828.000 sedangkan untuk BEP Unit yaitu 172,07 kg.
Saran yang bisa diberikan untuk Unit Percontohan Budidaya Lobster Pesona Bahari adalah pengurangan padat penebaran, karena terlalu banyak kematian yang diakibatkan oleh padat penebaran yang terlalu tinggi. Perlu adanya parameter kualitas air yang lengkap untuk monitoring kualitas air di unit usaha supaya lebih mudah terkontrol, karena kualitas air sangat penting dalam proses budidaya. Perlu adanya parameter kualitas air yang lengkap untuk monitoring kualitas air di unit usaha supaya lebih mudah terkontrol, karena kualitas air sangat penting dalam proses budidaya, Perlu adanya peralatan scuba diving sendiri untuk memudahkan proses monitoring pertumbuhan dan pemberian pakan meminimalisir risiko saat penyelaman.
Item Type: | Other |
---|---|
Subjects: | S Agriculture > SH Aquaculture. Fisheries. Angling |
Depositing User: | Unnamed user with email admin@poltekkpsidoarjo.ac.id |
Date Deposited: | 11 Aug 2025 03:56 |
Last Modified: | 11 Aug 2025 03:56 |
URI: | https://repository.poltekkpsidoarjo.ac.id/id/eprint/242 |