ABADI, FAJAR (2022) PENGGUNAAN DAN KINERJA KINCIR AIR PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEI (Litopenaeus Vannamei) DI PT. LOMBANG SUMBER REJEKI SUMENEP JAWA TIMUR. Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo, Sidoarjo. (Unpublished)
![[thumbnail of KIPA FAJAR ABADI (NIT. 18.2.02.008).pdf]](https://repository.poltekkpsidoarjo.ac.id/style/images/fileicons/text.png)
KIPA FAJAR ABADI (NIT. 18.2.02.008).pdf
Restricted to Registered users only
Download (1MB)
Abstract
Pendahuluan
Indonesia adalah negara maritim yang memiliki komoditas perikanan yang sangat besar, baik perikanan air laut, air payau, maupun air tawar. Saat ini banyak komoditas perikanan air payau yang mulai menjadi perhatian khusus untuk pengembangan produksi perikanan Indonesia. Salah satu komoditas tersebut adalah udang vannamei (Litopenaeus vannamei) merupakan salah satu komoditas budidaya perikanan yang banyak dikonsumsi, karena dagingnya enak, juga merupakan sumber protein hewani, serta harganya terjangkau oleh masyarakat. Selain itu, udang vannamei (Litopenaeus vannamei) disukai oleh konsumen karena memiliki tekstur daging yang mirip dengan tekstur daging ikan kakap (Amri dan Khairuman 2008). Pada tahun 2008 permintaan pasar dalam negeri terhadap udang vannamei (Litopenaeus vannamei) sebesar 293.806, 83 ton dan pada tahun 2009 mengalami peningkatan menjadi 325.042,44 ton. Namun yang sudah terpenuhi hanya sekitar 68.259 ton atau sekitar 21 % dari total permintaan. Udang vannamei (Litopenaeus vannamei) telah lama pula dikembangkan sebagai komoditi ekspor baik dalam bentuk ikan utuh. Permintaan udang vannamei ini juga terus meningkat di pasar internasional terutama pasar Amerika dan Uni Eropa. Ekspor dari Indonesia hingga saat ini hanya mampu memenuhi tidak lebih dari 0,1 % dari permintaan pasar dunia.
Sebagai pendukung pertumbuan udang, maka perlu mengggunakan alat yang dapat menambah kadar oksigen terlarut. Salah satu alat yang dapat menambah kadar oksigen terlarut adalah kincir air. Kincir air merupakan salah satu alat yang digunakanpada tambak intensif untuk menambah kandungan kadar oksigen terlarut pada air. Pentingnya penggunaan kincir air pada budidaya udang vannamei secara intensif sehingga perlu juga dilakukan perawatan pada kincir air tersebut.
Maksud dan Tujuan
Maksud dari Kerja Praktek Akhir ini adalah ikut serta dalam seluruh kegiatan yang berlangsung di PT. Lombang Sumber Rejeki untuk mendapatkan data tentang analisis penggunaan kincir air pada budidaya udang vannamei (Litopeneaeus Vannamei) di PT. Lombang Sumber Rejeki Sumenep Jawa Timur.
Tujuan dariKerja Praktek Akhir ini adalah sebagai berikut :
a) Mengetahui penggunaan kincir air pada budidaya udang vannamei.
b) Mengetahui tata letak dan jumlah kincir air yang dibutuhkan untuk budidaya udang vannamei.
c) Untuk mengetahui kinerja kincir air meliputi DO, coverage area, tinggi semburan, dan ketahanan motor listrik.
d) Mengetahui perawatan kincir air meliputi pembersihan gearbox, perbaikan motor listrik.
Waktu dan Lokasi
Kerja Praktek Akhir dilaksanakan pada tanggal 01 maret 2021 s/d 28 april 2021 di PT. Lombang Sumber Rejeki Sumenep Jawa Timur
Hasil dan Pembahasan
Pemahaman dasar terkait dengan penggunaan kincir air dalam operasional tambak sangat diperlukan, agar kincir air tersebut dapat berfungsi secara optimal. Pengaplikasian kincir air secara baik akan menimbulkan beberapa manfaat pada perairan tambak antara lain untuk menambah oksigen terlarut, mengatur arus air, dan sebagai pencampur lapisan air.
Salah satu fungsi utama dari kincir air adalah menambah oksigen terlarut pada perairan. Oksigen terlarut sangatlah penting dan dibutuhkan untuk proses budidaya udang. Manfaat oksigen terlarut bagi udang antara lain sebagai penghasil energi bagi udang untuk melakukan beragam aktivitas seperti bernafas, proses metabolisme atau pertukaran zat yang kemudian menghasilkan energi untuk pertumbuhan. Selain itu, mikroorganisme semakin giat dalam menguraikan kandungan dalam air dengan adanya oksigen terlarut. Jika reaksi penguraian komponen kimia di dalam air terus berlangsung, maka oksigen terlarut akan menurun dan berpengaruh pada kualitas air tambak. Oleh karena itu, diperlukan kincir air untuk menghasilkan penambahan oksigen terlarut.
Selain itu, tata letak kincir air yang digunakan pada PT. Lombang Sumber Rejeki adalah type arus melingkar, dimana posisi kincir air letaknya persegi dari satu kincir ke kincir lainnya sehingga membentuk arus melingkar. Tujuan menggunakan arus melingkar ini adalah agar kotoran udang dapat berkumpul di tengan tambak, dan selanjutnya kotoran dapat disipon dengan mudah.
Dari hasil penelitian yang menggunakan alat ukur meteran menunjukkan bahwa kedalaman celupan daun kincir yakni 5 cm menghasilkan semburan air ke depan sekitar 78 cm. Sedangkan semburan ke atas yakni sekitar 60 cm. Hasil ini tentunya didapatkan dengan komponen kincir (pelampung) dalam keadaan normal. Jika pelampung kincir air mengalami kerusakan atau kebocoran, maka kedalaman celupan daun kicir akan berbeda. Dengan begitu semburan yang dihasilkan baik ke depan maupun ke atas akan berbeda pula.
Pengamatan yang dilakukan di PT. Lombang Sumber Rejeki didapati bahwa pada kolam D-12 yang memiliki luas 2.730m² dapat menghasilkan DO air sebesar 4,62 ppm. Sedangkan pada kolam D-15 dengan luas petakan 1.027m² menghasilkan DO air 4,65 ppm. Dalam melakukan pengamatan ini dibantu dengan satu alat yakni DO Meter. Hasil tersebut dilakukan pada malam hari tepatnya jam 20.00 WIB. Sedangkan pengambilan data pada pagi hari di kolam D-12 menghasilkan DO 4,1 ppm, dan di kolam D-15 adalah 4,9 ppm.
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan : Kincir air yang digunakan adalah kincir air merek Neptune dengan daya 1 HP, kecepatan putaran motor listrik 1440 RPM. Selain itu kincir air digunakan untuk menambah oksigen terlarut pada tambak udang sehingga membantu pertumbuhan udang menjadi lebih baik. Sedangkan jumlah kincir air pada setiap petakan yakni berjumlah 14 kincir, dengan 12 kincir utama dan 2 unit kincir tambahan. Pada PT. Lombang Sumber Rezeki tata letak kincir air yang digunakan adalah type arus melingkar, dimana posisi kincir air letaknya persegi dari satu kincir ke kincir lainnya sehingga membentuk arus melingkar. Tujuan menggunakan arus melingkar ini adalah agar kotoran udang dapat berkumpul di tengan tambak, dan selanjutnya kotoran dapat disipon dengan mudah. Kedalaman celupan daun kincir yakni 5 cm menghasilkan semburan air ke depan sekitar 78 cm. Sedangkan semburan ke atas yakni sekitar 60 cm. Hasil ini tentunya didapatkan dengan komponen kincir (pelampung) dalam keadaan normal. Jika pelampung kincir air mengalami kerusakan atau kebocoran, maka kedalaman celupan daun kicir akan berbeda. Dengan begitu semburan yang dihasilkan baik ke depan maupun ke atas akan berbeda pula.
Saran : Sebaiknya ada pengarahan khusus oleh teknisi ataupun asisten teknisi kepada para anak pakan agar disempatkan melakukan pembersihan lumut pada kincir air agar tidak mudah terjadi kerusakan pada dinamo kincir. Diadakan penambahan tenaga kerja teknisi agar segala kegiatan yang berhubungan dengan kelistrikan maupun mesin dapat dikerjakan dengan maksimal dan tidak terburu buru.
Item Type: | Other |
---|---|
Subjects: | S Agriculture > SH Aquaculture. Fisheries. Angling |
Depositing User: | Unnamed user with email admin@poltekkpsidoarjo.ac.id |
Date Deposited: | 11 Aug 2025 07:52 |
Last Modified: | 11 Aug 2025 07:52 |
URI: | https://repository.poltekkpsidoarjo.ac.id/id/eprint/259 |