PENGGUNAAN KINCIR AIR ( PADDLE WHEEL ) PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEI (Litopenaeus vannamei) SECARA INTENSIF DI PT. ANUGERAH BERJAYA KRAKSAAN DESA KEBONAGUNG KECAMATAN KRAKSAAN KABUPATEN PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

RUDIYANTO, MUHAMMAD (2022) PENGGUNAAN KINCIR AIR ( PADDLE WHEEL ) PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEI (Litopenaeus vannamei) SECARA INTENSIF DI PT. ANUGERAH BERJAYA KRAKSAAN DESA KEBONAGUNG KECAMATAN KRAKSAAN KABUPATEN PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR. Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo, Sidoarjo. (Unpublished)

[thumbnail of KIPA M. RUDIYANTO.pdf] Text
KIPA M. RUDIYANTO.pdf
Restricted to Registered users only

Download (3MB)

Abstract

Budidaya udang merupakan sektor yang berpotensi dalam meningkatkan penerimaan devisa negara. Budidaya udang vannamei (Litopenaeus vannamei) di Indonesia sudah berkembang dengan pesat dan menjadi andalan utama ekspor hasil budidaya perikanan. Ekspor udang cenderung mengalami peningkatan dari tahun 2014 - 2018. Pada tahun 2014, ekspor udang Indonesia mencapai 164,07 ribu ton dan mengalami sedikit penurunan pada tahun 2015, yaitu menjadi 162,26 ribu ton. Tahun 2016 dan 2017, ekspor udang Indonesia mengalami peningkatan yaitu 171,88 ribu ton dan 180,50 ribu ton. Tahun 2018, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mencatat bahwa volume ekspor udang Indonesia mengalami peningkatan dari periode sebelumnya. Volume ekspor udang Indonesia pada tahun 2018 mencapai 197, 43 ton.
Maksud dari pelaksanaan Praktek Kerja Akhir adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tentang Pengaplikasian Kincir Air (Paddle Wheel) Pada Budidaya Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei) secara intensif di PT. Anugerah Berjaya Kraksaan Kabupaten Probolinggo Jawa Timur. Mengetahui spesifikasi dan komponen kincir air yang digunakan pada tambak udang vannamei.

Mempelajari dan memahami tentang pengaplikasian dan pemanfaatan kincir air pada budidaya udang vannamei (Litopenaeus vannamei) secara intensif.
Mengetahui pengaruh jumlah kincir air pada pembesaran udang vannamei (Litopenaeus vannamei) secara intensif.
Kincir air merupakan alat yang digunakan pada kolam atau tambak yang berfungsi untuk melakukan aerasi atau membantu melarutkan oksigen yang ada di udara ke dalam air. Selain sebagai penyuplai oksigen terbaik di dalam tambak, kincir air tambak juga memiliki banyak fungsi lainnya, seperti mengevaporasi gas beracun dalam air, membersihkan area permukaan air dan dasar air kolam tambak sehingga menciptakan arus yang stabil dan baik untuk pertumbuhan dan kesehatan udang (Nugraha et al., 2017).
Prinsip kerja Kincir air (paddle wheel) memanfaatkan turbin agar terjadi difusi oksigen dari udara kedalam air. Pada aerasi permukaan, terjadi perusakan lapisan film yang mempercepat difusi oksigen. Air yang terangkat ke atas akibat putaran bilah dayung kincir akan mendapat tambahan oksigen melalui difusi oksigen pada saat berada di udara. Saat jatuh ke permukaan air menyebabkan lapisan film pada permukaan air menjadi rusak sehingga terjadi pula transfer oksigen dari udara lewat pecahan permukaan air (Asraf dan Rosma, 2018).
Penggunaan kincir Sirkulasi air tambak dengan aerator adalah memiliki keuntungan tambahan aerasi karena beberapa alasan antara lain air menggerakan oksigen di kolam dan udang dapat lebih mudah menemukan zona dengan konsentrasi DO yang memadai. Tanpa gerakan konstan air baik oksigen dari aerator, aerasi akan meningkatkan konsentrasi DO di sekitar dari aerator dan mengurangi efisiensi transfer oksigen. Pencampuran air tambak dengan aerator mengurangi stratiflkasi vertikal temperatur dan kimia. Kincir aerator Iebih

efnsien dalam transfer oksigen dan sirkulasi air dari aerator jenis lainnya. Kincir diterapkan untuk tujuan, yang tidak hanya meningkatkan tingkat oksigen di tambak, tetapi juga menjaga wilayah makan yang bersih dan mengumpulkan sedimen ke tengah kolam (Tapparhude, 2007).
Penggunaan kincir dimaksudkan untuk menambah suplai oksigen kedalam media budidaya melalui pergerakan air yang ditimbulkan oleh kincir tersebut. Tujuan lain peggunaan kincir adalah mengumpulkan bahan- bahan organik seperti kotoran udang. sisa pakan serta bahan endapan lain pada sudut yang dikehendaki agar dapat dikeluarkan dengan mudah (Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Tengah 2009).
Konsentrasi oksigen terlarut berubah-ubah dalam siklus harian. Pada waktu fajar, konsentrsi oksigen terlarut rendah dan semakin tinggi pada siang hari yang disebabkan oleh fotosintesis, sampai mencapai titik maksimal |ewat tengah hari. Pada malam hari, saat tidak terjadi fotosintesis pemapasan organisme di dalam tambak memerlukan oksigen sehingga menyebabkan penurunan konsentrasi oksigen terlarut, sekitar 300 mg oksigen diperlukan setiap jam untuk 1 kg udang. Pada tambak-tambak intensif, seekor udang memerlukan sebanyak 0,1 - 0,2 mg oksigen setiap jam. Biasanya 60 – 80 % dari penurunan oksigen di dalam tambak disebabkan oleh pemapasan futoplankton. Rendahnya kadar oksigen dapat berpengaruh terhadap fungsi biologis dan lambatnya penumbuhan, bahkan dapat mengakibatkan kematian. Jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk pemapasan biota air bergantung ukuran, suhu, dan tingkat aktivitasnya (Kordi, 2007).

Item Type: Other
Subjects: S Agriculture > SH Aquaculture. Fisheries. Angling
Depositing User: Unnamed user with email admin@poltekkpsidoarjo.ac.id
Date Deposited: 11 Aug 2025 08:27
Last Modified: 11 Aug 2025 08:27
URI: https://repository.poltekkpsidoarjo.ac.id/id/eprint/262

Actions (login required)

View Item
View Item