Kajian populasi Bakteri Vibrio sp. terhadap Kesehatan Udang Vanname (Litopenaeus vannamei) di CV. Lautan Sumber Rejeki Banyuwangi

Budidaya merupakan salah satu kegiatan dalam meningkatkan produksi perikanan. Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) merupakan udang introduksi dari Hawaii dan Florida yang secara resmi ditetapkan sebagai salah satu komoditas unggulan perikanan budidaya oleh Menteri DKP pada tahun 2001 karena diminati oleh pasar dunia (Prabowo., 2003). Salah satu yang sering terjadi dalam budidaya udang vaname adalah timbulnya penyakit, terutama yang disebabkan oleh bakteri. Salah satu penyakit bakteri yang paling sering dijumpai oleh pembudidaya udang vaname ialah penyakit vibriosis. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri berpendar yang berasal dari genus vibrio (Austin&Austin., 2007). Gejala klinis dari udang vaname yang terserang melanosis pada kulit, kemerahan pada kaki renang dan kaki jalan, hepatopankreas yang memerah kecoklatan atau menggelap serta ditemukannya nekrosis pada ekor adalah ciri umum udang yang terkena vibrio sp (Sarjito etal., 2015).
Maksud dari pelaksanaan Kerja Praktek Akhir ini adalah untuk mempelajari dan meningkatkan pengetahuan serta ketrampilan dalam menganalisa Kajian Populasi Bakteri Terhadap Kesehatan Udang Vanname (Litopenaeus vannamei) di CV. Lautan Sumber Rejeki Banyuwangi. Sedangkan Tujuan dari pelaksanaan Kegiatan Kerja Praktek Akhir yaitu Mengetahui Total Bakteri Vibrio sp. pada tambak di CV. Lautan Sumber Rejeki Banyuwangi.
Mengetahui pengaruh Kualitas Air terhadap serangan bakteri Vibrio sp pada udang Vannamei (Litopenaeus vannamei) di CV. Lautan Sumber Rejeki Banyuwangi. Mengetahui tindak lanjut dan pencegahan serangan bakteri Vibrio sp. pada udang Vannamei (Litopenaeus vannamei) di CV. Lautan Sumber Rejeki Banyuwangi.
Kerja Praktek Akhir ini dilaksanakan di CV. Lautan Sumber Rejeki banyuwangi yang terletak di Desa Watukebo Kecamatan Rogojampi Kabupaten Banyuwangi Provinsi Jawa Timur. Mulai tanggal 21 Maret 2022 sampai 1 Juli 2022. Metode yang dilakukan dengan menggunakan metode survei dan observasi. Data yang diambil meliputi kelimpahan bakteri vibrio sp., kualitas air parameter fisika meliputi suhu dan kecerahan, parameter kimia meliputi salinitas,pH, DO, TOM, dan Amonia (NH3) dan pengamatan kesehatan udang. Identifikasi bakteri Vibrio sp. dilakukan pada media agar TCBS dengan hasil kelimpahan bakteri vibrio sp. berkisar pada 1,3 x 10 CFU/ml, hasil tersebut tidak melebihi ambang batas minimal bakteri vibrio sp. di perairan SNI (2016) adalah 101 – 3,45 x102 CFU/ml.
Gejala klinis Udang yang terserang vibriosis yaitu mengalami penurunan hingga hilang nafsu makan sehingga usus kosong dan mengakibatkan perlambatan pertumbuhan udang. Selain itu serangan bakteri vibrio sp. gejala klinis seperti tubuh memerah dan ekor memerah. Monitoring kesehatan udang dilakukan secara makroskopis yaitu pengamatan aktivitas udang, gejala klinis serta perilaku udang, serta secara mikroskopis yaitu pengecekan hepatopankreas udang. Monitoring kualitas air dilakukan sesuai jadwal dan rutin dengan hasil yaitu nilai suhu berkisar pada nilai 29,5 – 32,73 C, dan Kecerahan berkisar pada nilai 30-45, DO berkisar pada 5,19 – 7,72 ppm, pH berkisar pada nilai 7,5 – 8,5, salinitas berkisar pada nilai 20-25 ppt, TOM berkisar pada nilai 66 mg/L– 128 mg/L, dan amonium berkisar pada nilai 0,021 mg/L–0,249 mg/L.