MANAJEMEN KESEHATAN IKAN PADA KEGIATAN BUDIDAYA IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DIBALAI PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERIKANAN BUDIDAYA (BPTPB) CANGKRINGAN, SLEMAN, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Hentyana Handayani, Aprilia (2022) MANAJEMEN KESEHATAN IKAN PADA KEGIATAN BUDIDAYA IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DIBALAI PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERIKANAN BUDIDAYA (BPTPB) CANGKRINGAN, SLEMAN, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA. Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo, Sidoarjo. (Unpublished)

[thumbnail of KIPA APRILIA HENTYANA HANDAYANI FINAL.pdf] Text
KIPA APRILIA HENTYANA HANDAYANI FINAL.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB)

Abstract

Nila merupakan salah satu sumber protein hewani yang masih dapat terjangkau oleh semua lapisan masyarakat, sehingga kebutuhan akan ikan ini semakin meningkat. Dengan demikian, maka semakin meningkat pula permintaan konsumen yang ada di pasaran. Salah satu hal yang menyulitkan untuk dapat optimal dalam memenuhi permintaan konsumen akan ikan nila dan ikan air tawar lainnya adalah penyakit yang menyerang ikan yang dibudidayakan (Dana, 1990). Penumpukan sisa makan ikan maupun kondisi lingkungan kehidupan ikan.
Interaksi yang tidak serasi antara ikan dengan kondisi kolam akan menyebabkan ikan mengalami stress sehingga mekanisme pertahanan diri yang dimilikinya menjadi lemah dan akhirnya mudah terserang penyakit maka dari itu pentingnya manajemen kesehatan pada ikan digunakan untuk meminimalisir resiko yang terjadi ketika kegiatan budidaya ikan nila.
Maksud dari pelaksanaan Kerja Praktek Akhir (KPA) adalah ikut berpartisipasi aktif dalam seluruh kegiatan mengenai manajemen kesehatan ikan pada budidaya ikan nila (Oreochromis niloticus). Tujuan dari Kerja Praktik Akhir ini adalah : Mengetahui tentang penyakit yang menyerang pada budidaya ikan. Mengetahui bagaimana cara memanajemen kesehatan ikan yang baik dan benar. Mengetahui metode – metode pemeriksaan pada ikan yang terserang penyakit.
Kerja Praktik Akhir ini dilaksanakan di Balai Pengembangan Teknologi Perikanan Budidaya (BPTPB) Cangkringan, Sleman, DIY mulai tanggal 21 Maret sampai dengan 01 Juli 2022.
Metode yang digunakan dalam pelaksanaan Kerja Praktik Akhir (KPA) adalah metode survey. Sedangkan sistem yang digunakan untuk memperoleh dan meningkatkan keterampilan adalah sistem magang. Sumber data yang dikumpulkan dalam pelaksanaan (KPA) ini adalah data primer dan data sekunder. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi dan wawancara. Sedangkan metode pengolahan data yang dilakukan yaitu editing dan tabulating.
Kerja Praktik Akhir ini dilakukan di Balai Pengembangan Teknologi Perikanan Budidaya (BPTPB) Cangkringan, Yang terletak di desa Argomulyo, Kecematan Cangkringan, Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Membudidayakan ikan nila terdapat juga permasalahan berupa penyakit yang dapat menyebabkan menurunnya tingkat produksi ikan. Hal-hal seperti pencemaran, tingkat pengetahuan dan keterampilan pembudidayaan ikan yang masih rendah serta penggunaan faktor produksi lainnya yang belum efisien dalam budidaya ikan perairan tawar turut menyebabkan rentannya timbul penyakit pada ikan budidaya. Manajemen kesehatan ikan menggambarkan praktik manajemen yang dirancang untuk mencegah penyakit. Jadi, sukses manajemen kesehatan ikan jika berhasil mencegah timbulnya penyakit dibanding dengan pengobatan.
Parameter kualitas air secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu parameter fisika, kimia dan biologi. Air memiliki beberapa fungsi yang menunjang kehidupan makhluk hidup, dimana air merupakan tempat hidup dan menyediakan ruang gerak bagi organisme di dalamnya dan sebaga pembawa unsur-unsur hara, mineral, vitamin, gas-gas terlarut dan sebagainya serta merupakan media yang baik bagi penguraian bahan-bahan organik.
Lingkungan yang layak bagi kehidupan ikan adalah suatu lingkungan yang dapat mendukung kehidupan ikan dalam menyelesaikan seluruh daur hidupnya. Kelayakan suatu perairan sebagai lingkungan hidup bagi ikan dan organisme lainnya sangat dipengaruhi oleh sifat-sifat perairan seperti suhu air, derajat

keasaman, oksigen terlarut, CO₂ bebas dan senyawa-senyawa beracun yang secara langsung maupun tak langsung akan mempengaruhi kehidupan ikan.
Plankton Dalam budidaya, plankton memegang peranan yang penting. Keberadaan plankton terutama fitoplankton dalam perairan tidak dapat diabaikan. Fitoplankton yang sehat dapat berfungsi sebagai nutrient sponge, artinya sebagai penghisap larutan-larutan amonia, nitrat, nitrit, fosfat, limbah metabolisme ikan dan bahan-bahan beracun seperti logam berat danpestisida (Kordi dkk, 2005).
Bakteri adalah mikroorganisme dengan struktur intra selluler yang sederhana, bentuknya berbeda menurut genusnya. Jenis bakteri tertentu bisa menunjukkan bentuk dan ukuran yang sesuai dengan lingkungan. Ciri-ciri bakteri adalah dapat tumbuh dan bertambah banyak dalam kelompok, berbentuk rantai dan benang, memiliki kolom yang berwarna dan berkilau atau tidak, halus atau kasar, metabolisme aerob dan anaerob, membutuhkan media tertentu untuk kultur serta menghasilkan asam atau gas. Sifat-sifat tersebut berguna untuk mengidentifikasi bakteri, disamping hasil pewarnaan gram.
Parasit merupakan kelompok organisme yang hidupnya tergantung dari organisme lain, bersifat merugikan, menyebabkan penyakit serta menyebabkan penurunan reproduksi di panti-panti pembenihan, baik kolam pendederan maupun kolam pembesaran. Berdasarkan target serangannya terhadap ikan, dibedakan dalam 2 (dua) kelompok yaitu ektoparasit dan endoparasit. Ektoparasit menyerang bagian luar tubuh ikan sedangkan endoparasit menyerang bagian dalam tubuh ikan. Meskipun sama-sama merugikan namun diduga endoparasit lebih berbahaya dan bagi ikan yang diserang sulit untuk disembuhkan.
Data pengamatan parasit selama KPA ditemukan parasit Dactylogyrus sp. Cacing kecil yang bersifat ekto-parasit, bersifat obligat parasitik (ikan sebagai satu- satunya inang definitif) dan berkembang biak dengan bertelur. Faktor pemicu terjadinya infeksi antara lain spesies ikan, malnutrisi, bahan organik yang tinggi dan fluktuasi parameter kualitas air terutama suhu (Prayitno dkk,2014).
Data pengamatan parasit selama KPA ditemukan parasit Gyrodactylus sp. Cacing kulit yang bersifat ekto-parasit, bersifat obligat parasirtik dan berkembang biak dengan beranakan. Faktor pemicu terjadinya ledakan infeksi antara lain spesies ikan, malnutrisi, bahan organik yang tinggi dan fluktuasi parameter kualitas terutama suhu (Prayitno dll,2014).
Data pengamatan parasit selama KPA ditemukan parasit Trichodina sp. Protoza dari golongan cillata, berbentuk bundar, simetris dan terdapat pada ekosistem air tawar, payau dan laut. Kelompok parasit ini umumnya lebih bersifat komensalis daripada parsitik sejati, karena hanya memakan sel-sel kulit ikan yang mati/hancur.
Data pengamatan selama KPA ditemukan bakteri Aeromonas sp. Aeromonas sp merupakan bakteri yang bersifat oportunitis, artinya bakteri ini dapat menimbulkan penyakit apabila lingkungannya mendukung. Faktor pendukung ini antara lain ikan dalam kondisi stres, kepadatan kepadatan yang terlalu tinggi, rendahnya asupan nutrisi dan rendahnya kualitas air.
Berdasarkan hasil praktik kerja akhir manajemen kesehatan ikan yang telah dilakukan di Balai Pengembangan Teknologi Perikanan Budidaya (BPTPB) dapat disimpulkan bahwa :
Penyakit yang menyerang ikan nila di BPTPB Cangkringan Sleman DIY adalah penyakit parasit Dactylogyrus sp, dengan prevalensi 36%, Gyrodactylus sp, dengan prevalensi 24% Trichodina sp dengan prevalensi 40% dan bakteri Aeromonas sp. Dilihat dari prevalensi parasite tersebut masih dibawah ambang batas wajar dan jumlah koloni pada bakteri juga masih dibawah ambang aman.

Metode pemeriksaan penyakit yang ada di BPTPB Cangkringan, Sleman, DIY adalah pemeriksaan parasite menggunakan mikroskop dengan perbesaran 400x dan penanaman bakteri menggunakan metode streak plate.
Hasil monitoring kualitas air di BPTBP Cangkringan,Sleman DIY menunjuk hasil yang optimal karena telah memenuhi standart kualitas air.
Adanya penelitian lebih lanjut mengenai parasit pada organ bagian dalam dari ikan nila (Oreochromis niloticus L.)
Dalam usaha budidaya ikan nila , agar selalu memperhatikan dan meningkatkan manajemen kesehatan ikan budidayanya dengan menjaga lingkungannya terutama kualitas air.

Item Type: Other
Subjects: S Agriculture > SH Aquaculture. Fisheries. Angling
Depositing User: Unnamed user with email admin@poltekkpsidoarjo.ac.id
Date Deposited: 12 Aug 2025 01:51
Last Modified: 12 Aug 2025 01:51
URI: https://repository.poltekkpsidoarjo.ac.id/id/eprint/275

Actions (login required)

View Item
View Item