ZANNAH, SALZA NURUL (2022) Identifikasi Bakteri Aeromonas salmonicida Pada Ikan Air Tawar Di Balai Karantina ikan Pengendalian Mutu Dan Keamanan Hasil Perikanan Surabaya II. Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo, Sidoarjo. (Unpublished)
KIPA SALZA N Z.pdf
Restricted to Registered users only
Download (7MB)
Abstract
Salah satu permasalahan dalam perikanan budidaya yaitu infeksi penyakit yang menyerang pada organisme budidaya. Kasus penyakit oleh mikroorganisme patogen dapat menyebabkan kerugian yang besar bagi kegiatan budidaya, misalnya kematian yang berdampak pada kerugian ekonomi. Penyakit pada kegiatan budidaya terdiri dari penyakit non infeksi maupun infeksi. Salah satu penyakit yang berbahaya yaitu infeksi bakteri atau penyakit bacterial. Penyakit bakterial yang mungkin menyerang ikan seperti Aeromonas salmonicida.
Maksud dari Kerja Praktek Akhir ini adalah untuk mengikuti seluruh kegiatan yang berhubungan dengan prosedur yang dimulai dari persiapan alat dan bahan, sampel uji, mengisolasi, mengkarakterisasi, mengidentifikasi bakteri Aeromonas salmonicida yang menyerang ikan air tawar.
Penyakit bakterial adalah penyakit pada tubuh ikan yang disebabkan oleh organisme bakteri sehingga terjadi infeksi atau kerusakan internal. Penyakit bakterial berproses dengan berbagai cara untuk mengganggu fisiologi normal inang (Nur, 2019). Menurut Afrianto, dkk (2015), penyakit yang disebabkan oleh bakteri adalah penyakit yang paling banyak menyebabkan kegagalan dalam usaha budidaya ikan. Aeromonas adalah bakteri yang memiliki sifat oksidatif dan anaerobik fakultatif. Bakteri ini tidak memiliki kemampuan untuk membentuk spora dan kemampuan untuk bergerak (motil). Berbentuk batang dan memiliki diameter sel berkisar 0.3 – 1 µm. Bakteri ini memiliki alat gerak berupa flagel dan memiliki suhu optimum pertumbuhan 280C, tetapi masih mampu bertahan hidup pada suhu (4 0C dan 370C).
Aeromonas salmonicida merupakan bakteri Gram negatif (Austin and Austin, 2007). Bakteri Gram-negatif adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat warna metil ungu pada metode pewarnaan Gram. Aeromonas salmonicida berbentuk batang pendek ( 1,3-2,0 x 0,8-1,3 µm ), non motil atau tidak bergerak, tidak membentuk spora, fakultatif anaerob, pertumbuhan optimum pada suhu 22⁰C, memproduksi brown pigmen yang diffusible (untuk strain typical) (Pusat Karantina Ikan, 2007). Menurut Nitimulyo et al., (1993) dan Inglis et al., (1993) dalam (Sugianti, 2005) bakteri Aeromonas salmonicida banyak dijumpai di perairan laut dan tawar serta mempunyai kisaran inang yang luas mulai dari ikan-ikan air laut dan tawar.
Morfologi Ikan yang terserang bakteri Aeromonas salmonicida biasanya akan memperlihatkan gejala berupa: warna tubuhnya berubah menjadi agak gelap, kulitnya menjadi kasat dan timbul pendarahan yang selanjutnya akan menjadi borok (hemoragi), seluruh siripnya rusak dan insang menjadi berwarna keputih-putihan, mata rusak dan agak menonjol (exopthalmia) (Afrianto dan Liviawaty, 1992).
Penyakit bakterial sering menyerang ikan air tawar seperti, ikan gurami, ikan nila, ikan mas, ikan mujair, ikan lele. Menurut Kepmen KP No.17 Tahun 2021 Penetapan Penyakit Ikan Karantina, Golongan dan Media Pembawanya. Bahwa Aeromonas salmonicida merupakan bakteri HPIK Golongan Ke II.
Kerja Praktek Akhir ini dilaksanakan pada tanggal 21 Maret 2022 sampai 1 Juli 2022 di Balai Karantina Ikan Pengendalian Mutu Dan Keamanan Hasil Perikanan Surabaya II, Provinsi Jawa Timur.
Metode yang digunakan pada kegiatan Kerja Praktek Akhir ini adalah metode survei dan magang. Data yang dikumpulkan pada Kerja Praktek Akhir ini adalah data primer dan data sekunder. Pada kegiatan Kerja Praktek Akhir ini menggunakan metode observasi untuk melakukan pengamatan dan pencatatan dari berbagai proses yang tampak dalam suatu objek penelitian.
Balai KIPM Surabaya II beralamat di Jalan Kalimas Baru No. 86 Surabaya Jawa Timur. Laboratorium berada di Pasar Induk Agrobis Puspa Agro yang terletak di Jalan Suwunggaling No 177-183, Jemundo, Kecamatan Taman, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Kegiatan Praktek dilaksanakan di Instalasi Balai KIPM Surabaya II Puspa Agro yang mempunyai luas wilayah ± 40.000 m2. Balai KIPM Surabaya II Surabaya telah memiliki status akreditasi ISO/IEC 17025:2017 Komite Akreditasi Nasional (KAN) dengan nomor registrasi LP-573- IDN. Lembaga ini juga telah tersertifikasi oleh ISO/IEC 9001:2008 terkait aspek pelayanan, ISO/IEC 17020:2012 terkait lembaga inspeksi dalam penerbitan sertifikat Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP), ISO 37001.2016 tentang Anti Penyuapan dan Cara Karantina Ikan yang Baik (CKIB), dan ISO/IEC 17025:2008 terkait laboratorium pengujian.
Identifikasi adalah proses pengenalan, menempatkan obyek atau individu dalam suatU kelas sesuai dengan karakteristik tertentu (Nalole, 2014). Sebelum menggunakan alat dan media dalam pengujian dilakukan sterilisasi terlebih dahulu. Sterilisasi dimaksudkan untuk menghilangkan mikroba yang dapat mengkontaminasi dan meminimalisir terjadinya kegagalan dalam pengujian. Sebelum alat disterilisasi terlebih dahulu dicuci, kemudian dibungkus dengan kertas lalu untuk tabung reaksi ditutup menggunakan kapas lalu dibungkus kertas, alat yang sudah dibungkus kemudian disterilisasi. Metode sterilisasi ada dua cara yaitu sterilisasi basah dan sterilisasi kering.
Pembuatan media pada identifikasi bakteri Aeromonas salmonicida yaitu : Triptic Soy Agar (TSA), dan media uji biokimia. Media uij biokimia yaitu Triple Sugar Iron Agar (TSIA), Lysine Iron Agar (LIA), Motility Indol Ornithine (MIO), Media MR-VP, Urea Agar, Media OF, Simon Citrate, Gelatine, Sulfida Indol Motility, Trytone Broth dan gula-gula (glukosa, laktosa, manitol, sukrosa, maltosa, salicin, inositol, sorbitol, arabinosa, dulcitol, trehalosa, dan xylosa).
Identifikasi bakteri Aeromonas salmonicida di Balai KIPM Surabaya II menggunakan metode konvensional mengacu pada metode Austin B. and D.A. Austin (2007). Preparasi sampe merupakan proses pengambilan organ target pada ikan yang akan diuji. Bagian yang diambil pada uji Aeromonas salmonicida adalah pada bagian tubuh terluka, atau mengambil organ ginjal / hati karena organ tersebut merupakan organ penyaring darah.
Isolasi awal dilakukan untuk memperbanyak bakteri yang akan diidentifikasi. Ginjal ikan di tusuk dengan ose dan diisolasi kedala m media TSA dengan menggunakan teknik goresan kuadran. Sampel kemudian diinkubasi kedalam inkubator pada suhu 27oC selama 24 jam
Pemurnian merupakan salah satu cara untuk memisahkan satu koloni dengan koloni lainnya. Tujuan pemurnian kultur bakteri adalah untuk mendapatkan/memperoleh satu koloni bakteri yang sudah murni (Lubis, 2013). karakteristik koloni Aeromonas salmonicida yaitu berukuran kecil berwarna krem, cembung dan smooth.
Uji Gram digunakan untuk mengetahui jenis bakteri apakah termasuk dalam Gram positif dan Gram negatif. Uji Gram dapat menggunakan pewarnaan Gram atau menggunakan KOH 3%. Uji Gram untuk identifikasi Aeromonas salmonicida menggunakan KOH 3%. Aeromonas salmonicida termasuk kedalam Gram negatif karena menghasilkan lendir saat di reaksikan dengan KOH 3%.
Uji katalase untuk identifikasi Aeromonas salmonicida menggunakan H2O2 3%. Aeromonas salmonicida memiliki katalase positif karena menghasilkan gelembung saat direaksikan.
Uji oksidase digunakan untuk mendeteksi enzim oksidase pada bakteri (Djohari et al., 2019). Aeromonas salmonicida memiliki oksidase positi f karena menghasilkan warna biru saat isolat dioles ke kertas oksidase.
Tabel hasil Uji Presumtif menunjukkan bahwa hasil Gram, Katalase dan Oksidase yang lanjut menunjukan ciri-ciri Aeromonas salmonicida yaitu - + +, karena Aeromonas salmonicida merupakan bakteri Gram Negatif, Katalase Positif dan Oksidase Positif dan dilanjutkan ke Uji Biokimia.
Uji biokimia dilakukan untuk mengetahui sifat-sifat fisiologis koloni bakteri hasil isolasi. Uji Biokimia terdiri dari Uji TSIA, LIA, OF, MIO, Urea, Gelatin, Simmone Citrate, MR-VP, serta uji gula-gula.
Hasil identifikasi bakteri Aeromonas salmonicida yang dilakukan di Balai KIPM Surabaya II pada K(+) arsip dihasilkan positif Aeromonas salmonicida. Sedangkan untuk sampel harian menunjukkan hasil negatif Aeromonas salmonicida
DAFTAR PUSTAKA
Achmadi, A. dan C. Narbuko. 2001. Metodologi Penelitian. PT Bumi Aksara
Amanu, S., Kurniasih, & Indaryulianto, S. (2014). Identifikasi penyakit Aeromonad pada budidaya ikan air tawar di Bali. Jurnal Veteriner, 15(4):474- 486
Balai Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Semarang. 2017. RegulasiLayananKarantinaIkan.mhttp://www.bkipm.kkp.go.id/bkipmnew/regulasi/index di Akses pada [19 Mei 2019]
Hiney M, Dawson MT, Heery DM, Smith PR, Gannon F, Powell R. 1992. DNA probe for Aeromonas salmonicida. Appl Environ Microbiol 58(3): 1039-1042
Kepmen KP No 17 Tahun 2021 tentang Penetapan Penyakit Ikan Karantina, Golongan dan Media Pembawanya.
| Item Type: | Other |
|---|---|
| Subjects: | S Agriculture > SH Aquaculture. Fisheries. Angling |
| Depositing User: | Unnamed user with email admin@poltekkpsidoarjo.ac.id |
| Date Deposited: | 12 Aug 2025 02:32 |
| Last Modified: | 12 Aug 2025 02:32 |
| URI: | https://repository.poltekkpsidoarjo.ac.id/id/eprint/281 |
