PENGADAAN BAHAN BAKU DAN PENERAPAN GOOD MANUFACTURING PRACTICES (GMP) PADA PROSES PRODUKSI BREADED RAW UDANG VANNAMEI (Litopenaeus vannamei) BENTUK PDTO DI PT BUMI MENARA INTERNUSA LAMONGAN – JAWA TIMUR

Julianto, Fajar (2022) PENGADAAN BAHAN BAKU DAN PENERAPAN GOOD MANUFACTURING PRACTICES (GMP) PADA PROSES PRODUKSI BREADED RAW UDANG VANNAMEI (Litopenaeus vannamei) BENTUK PDTO DI PT BUMI MENARA INTERNUSA LAMONGAN – JAWA TIMUR. Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo, Sidoarjo. (Unpublished)

[thumbnail of 15. FAJAR JULIANTO_KIPA Ttd Lengkap.pdf] Text
15. FAJAR JULIANTO_KIPA Ttd Lengkap.pdf
Restricted to Registered users only

Download (4MB)

Abstract

Udang merupakan salah satu jenis komoditas ekspor penting dari sektor perikanan Indonesia yang mempunyai kontribusi cukup besar bagi perekonomian terutama sebagai sumber devisa, pendapatan nelayan atau pembudidaya dan penyerapan tenaga kerja (Hafina et. al., 2021). Permintaan pasar akan udang vannamei yang tinggi menjadi peluang besar bagi para nelayan dan pembudidaya udang vannamei serta industri pengolahan khususnya industri pembekuan udang vannamei untuk meningkatkan kualitas dan kapasitas produksinya agar kemudian dapat ikut bersaing di pasar global. Pemilihan bahan baku khususnya udang akan berpengaruh terhadap hasil akhir dari produk yang dibuat. Disetiap perusahaan yang menyelenggarakan proses produksi untuk menghasilkan produk akan memerlukan persediaan bahan baku. Pengadaan bahan baku yang dilakukan oleh suatu perusahaan harus melalui manajemen pengadaan bahan baku yang tepat. Proses pengadaan bahan baku akan berbeda di setiap perusahaan baik dalam hal unit, manajemen atau pengelolaan. (Gurning, et. al., 2016). Permen KP No.17/2019 tentang Persyaratan dan Tata Cara Penerbitan SKP menjelaskan aspek keamanan produk perikanan adalah bagian dari keseluruhan mutu produk perikanan yang bersifat wajib. Masalah keracunan dan kontaminasi pada produk perikanan menjadi perhatian konsumen di seluruh dunia, sehingga masalah mutu dan keamanan produk perikanan menjadi suatu yang tidak bisa dinegosiasikan. Untuk itu diperlukan proses penanganan dan pengolahan yang baik menjadi suatu produk melalui cara produksi yang baik atau Good Manufacturing Practices (GMP).
Tujuan dari pelaksanaan Kerja Praktek Akhir (KPA) ini adalah untuk mengetahui prosedur pengadaan bahan baku dan penerapan Good Manufacturing Practices (GMP) pada proses produksi breaded raw udang vannamei (Litopenaeus vannamei) bentuk PDTO di PT. Bumi Menara Internusa Lamongan
– Jawa Timur. Adapun manfaat KPA ini adalah bagi penulis dapat menjadi pembanding antara teori yang didapatkan di kuliah dengan praktik yang dilakukan dilapangan.
Kegiatan Kerja Praktek Akhir (KPA) ini dilaksanakan mulai tanggal 21 Maret 2022 sampai 1 Juli 2022. Adapun tempat pelaksanaan kegiatan ini yaitu di PT. Bumi Menara Internusa Lamongan yang berlokasi di Jl. Panglima Sudirman No. 40, Rejosari, Kecamatan Deket, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur. Metode yang digunakan dalam pelaksanaan KPA ini adalah metode survey dengan pola magang. Metode survey untuk mendapatkan data mengenai penerapan GMP di perusahaan. Sedangkan untuk memperoleh keterampilan mengenai tahapan proses digunakan pola magang.
Berdasarkan pelaksanaan kegiatan KPA dapat diketahui bahwa pengadaan bahan baku khususnya udang vannamei didapatkan dari 14 petambak yang telah memiliki sertifikat CBIB dan ditangani oleh supplier bersertifikat CPIB.

Bahan baku yang datang akan dilakukan proses pengujian seperti pengujian antibiotik tambak, pengujian mikrobiologi,dll. Sedangkan proses produksi breaded raw udang vannamei bentuk PDTO dimulai dari bongkar bahan, pencucian I, penerimaan bahan, penimbangan I, potong kepala, penimbangan II, pencucian II & sortasi, pencucian III & penimbangan III, pengupasan, penimbangan IV, perendaman, penirisan, penimbangan V, persiapan predust, persiapan battermix, persiapan breadcrumbs, proses breaded, pembekuan IQF, packing (inner carton), penimbangan VI, packing (plasctic wrap), pendeteksian metal, packing (master carton), timbang final, penyimpanan, pemuatan. Semua tahapan tersebut telah dilaksanakan sesuai dengan prosedur GMP yang baik, namun masih terdapat kekurangan antara lain lantai pada ruang produksi yang retak, lampu yang tidak berpenutup dan berat bahan breaded yang ditiriskan tidak sama. Hasil dari analisa usaha yang telah dilakukan pada usaha breaded raw udang vannamei bentuk PDTO dengan perhitungan jika kapasitas produksi sebesar 10 ton perbulannya didapatkan perhitungan laba kotor Rp. 1.836.810.360/bulan dan laba bersih Rp. 423.877.249/bulan. Dengan keuntungan tersebut perhitungan Payback Period (PP), modal usaha akan tertutupi dalam waktu 22,39 bulan. Sedangkan Break Event Point (BEP) yaitu usaha dapat dikatakan tidak mendapat keuntungan dan tidak menderita kerugian jika berhasil menjual sebanyak 4773 IC/bulan atau 159 IC/hari. Perhitungan Net Benefit Cost (Net B/C) yang didapatkan adalah 1,3 yang menandakan bahwa usaha tersebut layak untuk dijalankan.
Kesimpulan yang dapat diambil yaitu, proses pengadaan bahan baku udang vannamei yang dilakukan di PT. BMI Lamongan sudah dilakukan dengan baik. Proses pengadaan bahan baku didapatkan dari petambak bersertifikat CBIB dan ditangani oleh supplier bersertifikat CPIB kemudian bahan baku yang datang telah dilakukan pengujian-pengujian dengan hasil yang sesuai standar perusahaan. Penerapan GMP pada proses produksi breaded raw udang vannamei bentuk PDTO telah dilaksanakan dengan baik. Namun masih terdapat kekurangan yaitu tidak dilakukannya monitoring suhu pada proses pemotongan kepala dan proses pengupasan yang memungkinkan terjadinya kenaikan suhu pada udang hingga melebihi standard yaitu <5oC. Sehingga dapat memungkinkan bertumbuhkan bakteri Vibrio parahaemolitycus dan bakteri Salmonella sp. Dari perhitungan Analisa usaha yang dilakukan, jika dilakukan proses produksi sebanyak 10 ton perbulan yang melakukan perhitungan laba rugi, BEP, PP, Net B/C Ratio menghasilkan bahwa usaha tersebut menguntungkan dan layak untuk dijalankan.
Saran yang dapat diberikan penulisan ialah proses pengadaan bahan yang baik harus selalu dipertahankan agar mendapatkan bahan baku yang sesuai dengan keamanan dan mutu yang sesuai standar. Penerapan GMP yang baik harus selalu dipertahankan, dan pada bagian pemotongan kepala dan pengupasan sebaiknya dilakukan penjadwalan monitoring suhu udang yang dilakukan oleh QC, sehingga suhu udang termonitoring. Hasil usaha yang menunjukan bahwa usaha tersebut layak untuk dijalankan dapat menjadi contoh bagi masyarakat ataupun pengusaha kecil untuk dapat mengembangkan usaha breaded ataupun sejenisnya.

Item Type: Other
Subjects: S Agriculture > SH Aquaculture. Fisheries. Angling
Depositing User: Unnamed user with email admin@poltekkpsidoarjo.ac.id
Date Deposited: 12 Aug 2025 07:08
Last Modified: 12 Aug 2025 07:08
URI: https://repository.poltekkpsidoarjo.ac.id/id/eprint/296

Actions (login required)

View Item
View Item