Mahmudi, Achmad Tedi (2022) Teknik Pembesaran Udang Vannamei (Litopenaeus Vannamei) Secara Intensif di PT. Bumi Subur 3 Desa Wotgalih Kecamatan Yosowilangun Kabupaten Lumajang Provinsi Jawa Timur. Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo, Sidoarjo. (Unpublished)
![[thumbnail of 2. KIPA Achmad Tedi Mahmudi.pdf]](https://repository.poltekkpsidoarjo.ac.id/style/images/fileicons/text.png)
2. KIPA Achmad Tedi Mahmudi.pdf
Restricted to Registered users only
Download (2MB)
Abstract
Udang vaname berasal dari Pantai Barat Pasifik Amerika Latin, mulai dari
Peru di Selatan hingga Utara Meksiko. Udang vaname mulai masuk ke Indonesia
dan dirilis resmi pada tahun 2001 (Nababan et al., 2015). Udang vaname
merupakan salah satu komoditas perikanan yang mempunyai nilai ekonomis tinggi
dan merupakan jenis udang alternatif yang dapat dibudidayakan di Indonesia.
Adapun maksud dari Kerja Praktik Akhir (KPA) ini adalah ikut berpartisipasi
aktif, Mempelajari lebih detail dan memperoleh data teknis tentang kegiatan
pembesaran udang vannamei. Tujuan dari pelaksanaan Kerja Praktik Akhir (KPA)
ini adalah Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan mengenai teknik
pembesaran udang vannamei secara intensif serta Mengetahui jumlah FCR, SR,
ABW, dan ADG pada proses budidaya udang vannamei di PT Bumi Subur 3.
Kerja Praktik Akhir ini dilaksanakan di PT Bumi Subur 3 Kecamatan
Yosowilangun Kabupaten Lumajang mulai tanggal 21 Maret 2022 sampai dengan
30 Juni 2022. Metode yang digunakan dalam pelaksanaan Kerja Praktik Akhir
(KPA) ini adalah metode survey. Sedangkan sistem yang digunakan untuk
memperoleh dan meningkatkan keterampilan adalah sistem magang. Sumber
Data yang dikumpulkan dalam pelaksanaan KPA ini adalah data primer dan data
sekunder. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi
dan wawancara, sedangkan metode pegolahan data yang dilakukan yaitu editing
dan tabulating.
Konstruksi petakan tambak PT Bumi Subur 3 keseluruhannya terbuat dari
beton. Petakan tambak tersebut berbentuk segi empat dengan ketinggian
pematang mencapai 120 meter dari dasar tanah. Slope / kemiringan dinding kolam
dengan pematang tambak sekitar 45° dan slope dasar tambaknya sekitar 3°
dengan pintu panen merupakan titik terendah.
Tahap awal yang dilakukan sebelum budidaya adalah persiapan media.
Persiapan media meliputi pengeringan, perbaikan konstruksi, setting kincir,
pengisian air dan pembentukan plankton. Pengeringan lahan bertujuan untuk
mengoksidasi amonia, nitrit, dan senyawa lain yang mempunyai sifat toksin serta
membunuh bibit penyakit yang tersisa dari siklus sebelumnya. Setelah
pengeringan, selanjutnya dilakukan kegiatan pembersihan. Kegiatan pembersihan
dilakukan dengan cara menyemprot petakan mengunakan air tawar sambil
menyapu kotoran yang menempel. Kemudian dilakukan perbaikan konstruksi yang
rusak dan setting tata letak kincir. Setelah itu dilakukan pengisan air sekaligus
treatment menggunakan kupri 1,5 ppm dan kaprorit 17 ppm. Selanjutnya dilakukan
pembentukan plankton menggunakan dolomit 1 ppm dan fermentasi 50 L.
Penebaran benur adalah proses pemasukan benur kedalam petakan.
Sebelum benur ditebar benur terlebih dahulu dilakukan pengecekan dengan
pengamatan visual seperti : Benih udang vannamei mempunyai warna bening
transparan, aktifitas renang melawan arus, serta mempunyai otot-otot perut yang
jernih. Petak 9 memiliki luas 3978 m
, dengan jumlah benur yang ditebar 247.950
ekor dan padat tebar 62 ekor / m
2
2
, petak 10 memiliki 4152 m
2
dengan jumlah benur
yang ditebar 283.860 ekor dan padat tebar 68 ekor / m
, dan Petak 11 memiliki
luas 3504 m
2
dengan jumlah benur yang ditebar 217.800 ekor dan padat tebar 62
ekor / m
2
2
,.
Pada saat blind feeding pemberian awal 4 kg per 100.000 benur, kemudian
dilakukan penambahan pakan per 100.000 benur tiap 10 hari sebanyak 0,3 kg, 0,6
kg dan 0,9 kg. Pada saat blind feeding, dalam penghitungan pakan digunakan
estimasi SR 220% pada DOC 1- 10 dan estimasi SR 180% pada hari selanjutnya
untuk mempercepat pertumbuhan udang dan pembentukan plankton Perhitungan
pakan pada saat program anco menggunakan teknik adlibitum dengan operasi
autofeeder selama 17 jam / hari. Pengecekan anco dilakukan 3 – 5 kali sehari,
dengan patokan anco tersisa sedikit (tidak habis / tersisa banyak).
Pengecekan kualitas air seperti kecerahan, pH, salinitas dan suhu dilakukan
2 kali sehari dengan hasil pengukuran sebagai berikut: Kecerahan menurun dari
DOC 0 – 25 dengan rentang 120 – 40 kemudian stabil pada kisaran 20 – 40 hingga
masa panen ; PH berada pada rentang 7,5 – 9 dengan fluktuasi harian 0,1 – 0,6;
Salinitas terus menurun semakin bertambanhya umur udang dengan salinitas 16
ppt pada awal budidaya sampai 7 ppt pada masa panen.; Suhu bersifat fluktuatif
dengan nilai suhu sore 29
C.
Penyakit patogenik yang ditemukan selama kegiatan KPA adalah EMS
0
C – 32
0
C dan nilai suhu pagi 28
0
C – 30
0
(Early Mortality Syndrome) yang berada pada petak 11 dan WFD (White Feces
Disease) yang terjadi pada hampir seluruh petakan yang ada di PT Bumi Subur 3
termasuk petak 9, petak 10 dan petak 11
Hasil panen selama 1 siklus masa pemeliharaan meliputi : Petak 9 panen
pada DOC 75, total keseluruhan 4846 kg, size 56,9, SR 117,5% dan FCR 1,91;
Petak 10 panen pada DOC 75 , total keseluruhan 5466 kg, size 58, SR 119% dan
FCR 1,87 ; Petak 11 panen pada DOC 64, total keseluruhan 3701,5, size 60, SR
101,9% dan FCR 1,77
DAFTAR PUSTAKA
Nababan, E., Putra I., dan Rusliadi. 2015. Pemeliharaan Udang Vaname
(Litopenaeus vannamei) Dengan Persentase Pemberian Pakan Yang
Berbeda. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan. 3 (2).
Item Type: | Other |
---|---|
Subjects: | S Agriculture > SH Aquaculture. Fisheries. Angling |
Depositing User: | Unnamed user with email admin@poltekkpsidoarjo.ac.id |
Date Deposited: | 12 Aug 2025 08:34 |
Last Modified: | 12 Aug 2025 08:34 |
URI: | https://repository.poltekkpsidoarjo.ac.id/id/eprint/308 |