ROHMAH, AMELIA NUR (2022) Manajemen Kualitas Air pada Kegiatan Budidaya Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei) di Tambak Intensif PT. Andulang Shrimp Farm, Dusun Laok Lorong, Desa Andulang, Kecamatan Gapurana Kabupaten Sumenep, Provinsi Jawa Timur. Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo, Sidoarjo. (Unpublished)
![[thumbnail of 07. KIPA_Amelia Nur R.pdf]](https://repository.poltekkpsidoarjo.ac.id/style/images/fileicons/text.png)
07. KIPA_Amelia Nur R.pdf
Restricted to Registered users only
Download (2MB)
Abstract
Salah satu produksi unggulan Indonesia yang telah mencapai pasar internasional yaitu Udang Vannamei. Saat ini, sudah banyak masyarakat yang membudidayakan udang vannamei dengan mengadopsi pola budidaya intensif. Budidaya intensif mulai banyak diadopsi karena tingkat produktivitas tinggi sehingga hasil panen melimpah. Namun dibalik itu semua, kualitas air menjadi fokus utama karena pada pola intensif menghasilkan banyak limbah budidaya seperti sisa pakan dan feses udang. Menurut Nugroho dkk (2016), indikator dari penerapan pola intensif yaitu kedalaman petak minimal 1,40 m dengan luas 1000 – 5000 m2 dan padat tebar 80 – 120 ekor/m2. Padat tebar yang tinggi dengan input pakan 100% pellet tentu akan menghasilkan limbah budidaya yang tinggi selama proses budidaya. Apabila pengelolaan kualitas air selama proses budidaya buruk, tentu akan menyebabkan penurunan mutu.
Kerja Praktik Akhir dilakukan di PT. Andulang Shrimp Farm, Dusun Laok Lorong, Desa Andulang Kecamatan Gapura Kabupaten Sumenep Jawa Timur selama 92 hari. PT. Andulang memiliki 36 petak operasional dan 4 tandon. Pelaksanaan KPA mulai dari tanggal 21 Maret sampai 1 Juli 2022.
Persiapan tambak dimulai dari pembersihan petakan, penebaran TCCA dengan dosis 30-50 kg. Setelah itu tahap persiapan air media, dimulai dari tandon 1 diberi treatment Ca CO3 dengan dosis 30 ppm. Setelah itu air dialirkan menuju tandon 2 untuk proses pengendapan, dan dialirkan menuju petakan dengan target tinggi air 100 cm (70 cm air laut dan 30 cm air tawar). Apabila tahap sterilisasi air telah selesai, dilanjutkan penumbuhan plankton menggunakan perlakuan pupuk ZA dan penebaran fermentasi, untuk mencapai target warna air sebelum tebar yaitu hijau.
Benur yang ditebar berasal dari hatchery STP dan Raja Benur, PL 9-10 dengan panjang benur 9-11 mm. Pengecekan yang dilakukan meliputi stress test, pengamatan visual dan uji mikroskopis benur. Setelah itu, dilakukan aklimatisasi. Padat tebar petak C4 yaitu 177 ekor/m2 dan 172 ekor/m2. Pakan yang digunakan selama proses budidaya berbentuk crumble dan pellet yang diproduksi oleh PT. CJ Feed Jombang. Program pakan pada DOC 1-25 yaitu blind feeding, dengan acuan pemberian pakan yaitu 3 kg/100.000 ekor udang. Penambahan pakan pada DOC 1-10 yaitu 200 gram dan DOC 11-25 sebanyak 400 gram. Pada DOC 26-panen, program pakan beralih menggunakan demand feeding dengan penambahan dan pengurangan pakan dilihat dari scoring anco.
Pengelolaan kualitas air yang dilakukan yaitu monitoring pada parameter kualitas air. Hasil monitoring diperoleh bahwa nilai rata-rata suhu pagi petak C4 yaitu 28,3oC dan suhu malam yaitu 29,3oC. Sedangkan nilai rata-rata suhu pagi petak D4 yaitu 28oC dan suhu malam yaitu 29,2oC. Nilai rata-rata kecerahan pagi dan sore petak C4 yaitu 47 cm, serta kecerahan pagi petak D4 yaitu 43 cm dan kecerahan sore 47 cm. Warna air yang medominasi yaitu hijau, hijau coklat, coklat dan coklat hijau. Nilai rata-rata pH pagi petak C4 yaitu 7,5 dan pH sore 7,9. Sedangkan rata-rata pH pagi petak D4 yaitu 7,5 dan pH sore 7,8. Nilai rata-rata salinitas petak C4 yaitu 21 ppt dan petak D4 yaitu 23 ppt. Rata-rata DO pagi petak C4 yaitu 5,26 ppm dan DO malam yaitu 5,12 ppm. Rata-rata DO pagi petak D4 yaitu 5,14 ppm dan DO malam yaitu 4,97 ppm. Rata-rata alkalinitas petak C4 yaitu 108 mg/L dan petak D4 110 mg/L. Rata-rata NH4 petak C4 yaitu 1 mg/L dan petak D4 yaitu 1,3 mg/L. Rata-rata petak NO2 petak C4 yaitu 3,92 mg/L dan petk D4 yaitu 2,14 mg/L. Rata-rata nilai petak PO4 C4 yaitu 7,31 mg/L dan petak D4 yaitu 7,99 mg/L. Rata-rata nilai TOM petak C4 yaitu 60,26 mg/L dan petak D4 yaitu 61,42 mg/L. Nilai plankton dan bakteri berada pada kisaran normalnya, yaitu 104 CFU.
Selain dilakukan monitoring kualitas air, juga dilakukan penyiponan, penambahan air dan pemberian treatment air. P
Berdasarkan hasil tersebut, sebaiknya pengelolaan kualitas air lebih ditingkatkan dan setelah dilakukan pengendapan dalam petak khusus, dilakukan pengelolaan pada air limbah budidaya agar tidak mencemari dan merusak kualitas lingkungan sekitar. Serta alangkah lebih baik apabila lebih memperketat biosecurity pada tambak sehingga dapat mengurangi resiko kematian udang
Item Type: | Other |
---|---|
Subjects: | S Agriculture > SH Aquaculture. Fisheries. Angling |
Depositing User: | Unnamed user with email admin@poltekkpsidoarjo.ac.id |
Date Deposited: | 12 Aug 2025 08:52 |
Last Modified: | 12 Aug 2025 08:52 |
URI: | https://repository.poltekkpsidoarjo.ac.id/id/eprint/310 |