Tekni Pembenihan Ikan Lele Mutiara (Clarias gariepinus) di UPT Balai Benih Ikan di Desa Sepempang, Kecamatan Bunguran Timur, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau

Karlina, Ayu (2022) Tekni Pembenihan Ikan Lele Mutiara (Clarias gariepinus) di UPT Balai Benih Ikan di Desa Sepempang, Kecamatan Bunguran Timur, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau. Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo, Sidoarjo. (Unpublished)

[thumbnail of 08. KIPA Ayu Karlina.pdf] Text
08. KIPA Ayu Karlina.pdf
Restricted to Registered users only

Download (16MB)

Abstract

Indonesia memiliki banyak spesies ikan lele, saat ini terdapat 17 spesies ikan lele lokal yang telah diidentifikasi. Lele merupakan jenis ikan konsumsi air tawar dengan tubuh memanjang dan kulit licin. Ikan lele mutiara (mutu tinggi tiada tara) merupakan strain unggulan hasil penelitian pemuliaan ikan (BPPI) Sukamandi, Subang, Jawa Barat yang telah dinyatakan lulus pada penilaian pelepasan jenis/varietas pada tanggal 27 Oktober 2014. Keunggulan ikan lele mutiara sendiri yaitu memiliki keseragaman ukuran dan tahan terhadap penyakit.
Tujuan dari kerja praktik ini adalah untuk mengetahui kinerja pembenihan ikan Lele Mutiara (Clarias gariepinus) secara buatan di UPT BBI Natuna dan untuk memperoleh hasil produksi pembenihan Ikan Lele Mutiara (Clarias gariepinus) secara buatan di UPT BBI Natuna. Kegiatan kerja praktik akhir ini dilaksanakan pada tanggal 21 Maret sampai dengan 1 Juli 2022 di UPT BBI Natuna. Metode yang digunakan pada Kerja Praktik Akhir ini adalah metode survey dan magang. Sumber data adalah data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dan wawancara. Teknik pengolahan dan Analisa data yaitu Editing, Tabulating, Analizing.
BBI Natuna terletak di Kecamatan Bunguran Timur pada posisi 30 47’ 40.7550’’ LU dan 1080 01’ 23.6000’’BT. Berdasarkan data tahun 2006 luas Kecamatan Bunguran Timur} 20.332,12 km2, sebagian besar merupakan daerah peraiaran dengan luas} 19.348,17 km2, dan sisanya adalah daerah daratan dengan luas} 983,95 km2.
Pembenihan dimulai dari persiapan sarana dan prasarana seperti bak pengangkut induk, bak grading, alat pengukur kualitas air, seser, dan blower prasarananya yaitu bak penetasan, bak pemeliharaan larva, bak pemeliharaan induk, dan gedung hatchery.
Pembenihan yang akan dilakukan untuk pemijahan buatan meliputi: Pemeliharaan induk meliputi persiapan media induk, pencucian bak untuk membersihkan bak dari kotoran, pengisian air setinggi 100 cm, Penumbuhan plankton diinukulasikan dengan fitoplankton dari bak induk lain. Penebaran induk untuk pemijahan berumur 1 – 4 tahun, bobot 1,5 – 3 kg (induk betina) dan 1 – 1,5kg (induk jantan). Pengelolaan pakan, pakan pellet yang diberikan dengan dosis pakan yang diberikan 6%. Pakan tambahan yang diberikan berupa keong mas dan ikan rucah.
Pemijahan buatan meliputi persiapan media penetasan, pembersihan bak dilakukan untuk membersihkan kotoran, pengisian air yang berasal dari PDAM setinggi 30 cm, pemasangan aerasi bertujuan agar dapat mencukupi suplai oksigen untuk penetasan telur dan pemeliharaan larva, seleksi induk matang gonad, induk hasil seleksi yaitu yang berumur 1,5 - 3 tahun dengan panjang 45cm dan berat 2,1kg untuk induk betina dan 1 – 2 tahun dengan panjang 39cm dan berat 1.7kg untuk induk jantan, penyuntikan menggunakan ovaprim dengan dosis yang diberikan sebanyak 0,2 ml/kg induk pada bagian punggung dorsal sedalam 1cm dan kemiringan 450, pengambilan dan pembuatan ekstraksi sperma, menggunting perut secara vertical sepanjang 6- 8cm dari depan tulang sirip sampai ke anus lalu mengekstraksi sperma dengan

dicacah dan dicampur dengan larutan garam fisiologis, stripping telur, stripping dilakukan dengan cara menggurut secara berlahan dari bagian perut sampai ke arah anus, fertilisasi mencampur larutan ekstraksi sperma dan telur lalu diaduk 1-3 menit, Penebaran telur dilakukan pada bak penetasan yang telah disiapkan dan diisi kakaban 2 buah yang dipasang pada dasar bak dengan alat pemberat batu, telur akan menetas dalam kurun waktu 24-30 jam.
Pemeliharaan larva meliputi pengelolaan pakan menggunakan pakan alami dan pakan buatan. Pakan alami yang digunakan yaitu Artemia sp. sedangkan jenis pakan buatan berbentuk serbuk, pemberian pakan 3 kali sehari. Pengelolaan kualitas air di UPT BBI Natuna unit hatchery terdiri dari pengukuran kualitas air yaitu suhu, pH, dan DO, dengan suhu berkisar 26-290C, pH 7-8, DO 4-6 mg/l. pergantian air sebanyak 50% lalu tambahkan air yang baru. Monitoring pertumbuhan, monitoring pertumbuhan bisa diamati dengan melakukan sampling, sampling dilakukan pada saat benih berumur 5 hari secara visual dengan mengambil beberapa ekor larva ikan lele mutiara. Pengendalian hama dan penyakit pada kerja praktik akhir ini tidak ditemukan penyakit dan hama.
Panen dan pasca panen, panen dillakukan pada umur 25-40 hari sejak telur menetas dan size 3-5 cm. Benih yang setelah di panen langsung diserahkan ke 10 kelompok pembudidaya setiap kelompok mendapatkan 2.500 ekor benih ikan lele dengan telah di kemas dengan plastik 50-70 cm diameter 15 cm.
Kesimpulan Kinerja pembenihan ikan lele mutiara sudah cukup baik Pemeliharaan induk yang dipilih sehat, tidak cacat, Pemijahan buatan cukup baik dengan telur yang dihasilkan sebanyak 75.000 butir dan HR 64%. pengelolaan pakan cukup baik dengan hasil laju pertumbuhan larva 0,1 cm/ minggu. Diperoleh data hasil pembenihan ikan lele mutiara (Clarias gariepinus) secara buatan pada umur 40 hari sebanyak 29.800 ekor benih dengan ukuran 3 cm 19%, ukuran 4 cm 35% dan ukuran 5 cm 46% dengan SR 62%.
Saran perlu penambahan alat dan bahan, pemberian pakan harus optimal dan mengembangkan cacing sutra sebagai pakan alami untuk larva lele.

Item Type: Other
Subjects: S Agriculture > SH Aquaculture. Fisheries. Angling
Depositing User: Unnamed user with email admin@poltekkpsidoarjo.ac.id
Date Deposited: 12 Aug 2025 08:57
Last Modified: 12 Aug 2025 08:57
URI: https://repository.poltekkpsidoarjo.ac.id/id/eprint/311

Actions (login required)

View Item
View Item