Manajemen Kualitas Air Pada Pembesaran Udang Vannamei (Litopenaeus Vannamei) Di Tambak Intensif CV. Daun Prima Desa Serang,Kecamatan Panggungrejo, Kabupaten Blitar,Provinsi Jawa Timur

Kualitas air merupakan aspek yang sangat penting dalam budidaya udang vaname khususnya pada media pembesaran udang vaname. Hal ini dikarenakan lalainya monitoring kualitas air media pemeliharaan, sehingga kondisi perairan menjadi buruk yang mengakibatkan sistem imun udang menurun dan menyebabkan penyakit (Putra dan Manan, 2014). Untuk meningkatkan hasil panen yang melimpah, maka pembudidaya melakukan manipulasi padat tebar mulai dari sistem tradisional hingga sistem intensif. Semakin tinggi padat tebar maka akan menghasilkan peningkatan limbah metabolik yang disebabkan oleh jumlah pakan yang berlebih. Sisa pakan akan mengendap menjadi kotoran di dasar tambak dan berubah menjadi senyawa toksik bagi udang karena penurunan kualitas air (Wulandari et al., 2015). Pengelolaan kualitas air dilakukan agar air bisa dimanfaatkan sebaik mungkin secara terus menerus sehingga tujuan utama dari pengelolaan air adalah mempertahankan keuntungan yang maksimum serta menjaga kelestarian tempat budidaya maupun perairan sekitar.
Tujuan dari Kerja Praktik Akhir (KPA) ini yaitu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tentang pembesaran udang vannamei (Litopenaeus vannamei) secara intensif,mengukur kualitas air di tambak pembesaran udang vannamei (Litopenaeus Vannamei) intensif,menghitung produksi udang vannamei (Litopenaeus Vannamei) dan kaitanya terhadap hasil produksi dari pembesaran udang vannamei (Litopenaeus Vannamei) intensif pada Tambak Intensif CV. Daun Prima Desa Serang Kecamatan Panggungrejo Kabupaten Blitar Provinsi Jawa Timur yang di laksanakan pada tanggal 21 Maret s/d 1 Juli 2022. Metode yang digunakan adalah metode survey dan metode magang. Metode survey merupakan suatu metode digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah dengan mengedarkan kuesioner, wawancara terstruktur dan lain sebagainya. Sedangkan magang adalah mengikuti serta berpartisipasi secara langsung dalam semua kegiatan dalam proses atau jasa perusahaan tertentu.
Berdasarkan hasil yang didapat menunjukkan bahwa parameter kualitas air di CV. Daun Prima Blitar memiliki korelasi yang saling mempengaruhi satu dengan yang lain. Parameter kimia dan biologi. Hasil pengukuran kualitas air pada tambak pembesaran udang di CV. Daun Prima cukup baik dibuktikan dengan kisaran Salinitas pada petak B1 dan B6 yaitu 19 – 30 ppt. Kisaran nilai pH pada petak B1 dan B6 yaitu 7,3 – 8,0. Sedangkan nilai

kisaran alkali yaitu 110 – 148 mg/l. Nilai TOM pada petak B1 dan B6 semakin tinggi yaitu berkisaran 96 – 128 mg/l. Nilai Ammonium pada petak B1 dan B6 berkisar 0 – 1 ppm. Pada nilai nitrit pada petak B1 dan B6 berkisar 0 – 2 ppm ,nilai niitrit mengalami kenaikan dikarenakan penumpukan bahan organik akibat pemberian pakan yang semakin bertambah, oksigen terlarut, pemupukan dan kepekatan air. Sedangkan nilai fosfat pada petak B1 dan B6 berkisar 0 – 1,9 ppm.
Terdapat beberapa alat untuk mengukur kualitas air rusak sehingga pengamatan kualitas air kurang maksimal. Treatment/perlakuan untuk menjaga kualitas air agar tetap dalam kondisi optimal yakni dengan memanjemen kualitas air di CV. Daun Prima Blitar : Penyiponan, pergantian air, aplikasi probiotik (Atbak ), aplikasi kapur (Kapur kaptan dan kapur tohor), aplikasi mineral 2 ppm. Pengelolaan kualitas air yang cukup baik dibuktikan dengan hasil produksi dengan rincian tonase panen total petak B1 sejumlah 4.268 kg dengan size 37 gram/ekor, dan SR 88%. Sedangkan tonase panen total paa petak B6 sejumlah 4.447 kg dengan size 42 gram/ekor , dan SR 87%.

DAFTAR PUSTAKA
Putra, F. R. Dan Manan, A. 2014. Monitoring Kualitas Air Pada Tambak Pembesaran Udang Vannamei (Litopenaeus Vannamei) Di Situbondo, Jawa Timur. Jurnal Ilmiah Perikanan Dan Kelautan. 6(2):137-141.

Wulandari, T., N. Widyorini., dan P. Wahyu. 2015. Pengelolaan Kualitas Air Dengan Kandungan Bahan Organik, No2 dan NH3 Pada Budidaya Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei). Journal Of Maquares Management Of Aquatic Resources, 4 (3): 42-48.