PEMBESARAN UDANG VANNAMEI (Litopenaeus vannamei) SECARA INTENSIF DI PT. MANAKARA SAKTI ABADI DESA SARJO KECAMATAN SARJO KABUPATEN MAMUJU UTARA PROVINSI SULAWESI BARAT

dang vannamei memiliki keunggulan yang tepat untuk kegiatan budidaya
udang dalam tambak antara lain: responsif terhadap pakan/nafsu makan yang
tinggi, lebih tahan terhadap serangan penyakit, tingkat kelangsungan hidup
tinggi, padat tebar cukup tinggi dan waktu pemeliharaan yang relatif singkat yakni
sekitar 90-100 hari per siklus. Budidaya udang vannamei dengan teknologi
intensif mencapai padat tebar yang tinggi berkisar 100-300 ekor/m2. Tambak
intensif adalah tambak yang dilengkapi dengan plastik mulsa yang menutupi
semua bagian, pompa air, kincir air, aerator, tingkat penebaran tinggi dan pakan
100% pellet.
Maksud pelaksanaan KPA ini adalah untuk mengetahui dan mengikuti
semua kegiatan pembesaran udang vannamei (Litopenaeus vannamei) Secara
intensif di PT. Manakara Sakti Abadi. Tujuan dari Kerja Praktik Akhir (KPA) ini
adalah Meningkatkan keterampilan pada pembesaran udang vannamei
(Litopenaeus vannamei) sistem intensif, mengetahui sarana dan prasarana yang
dibutuhkan, mengkaji dan menganalisa lebih dalam guna membahas tentang
permasalahan dan solusi pada pembesaran udang vannamei.
Benur yang digunakan oleh PT. Manakara Sakti Abadi adalah benur F1
yang berasal dari PT. Suri Tani Pemuka. Benur yang ditebar adalah PL 8-10.
Padat tebar benur pada petak E6 dengan luas 2.704 m
dan
petak E7 dengan luas 2.674 m
2
adalah 193 ekor/m
2
.
Program pakan yang digunakan di PT. Manakara Sakti Abadi
2
adalah 201 ekor/m
2
menggunakan program pakan yaitu blind feeding dan indeks pakan. Dosis blind
feeding yang digunakan di PT. Manakara Sakti Abadi pakan awal dalam 100.000
ekor benur yang ditebar adalah 3 kg, penambahan pakan di DOC 1-10 adalah
200 gram/hari, DOC 11-20 penambahan pakan sebanyak 400 gram/hari dan
DOC 21-30 penambahan pakan 800 gram/hari. Pada DOC 31-panen, program
pakan yang digunakan adalah dengan metode indeks, dengan target
pertumbuhan 0,4 gram/hari. Sehingga pada PT. Manakara Sakti Abadi memiliki
target pada DOC 120 dengan size 28-25 kg/ekor. Frekuensi pemberian pakan
dilakukan sebanyak 4 kali sehari dari mulai DOC 1-12, pada DOC 13-panen
dilakukan sebanyak 5 kali sehari. Kontrol pakan harus dilakukan secara cermat
agar udang tidak mengalami underfeeding dan overfeeding. Kontrol anco
dibutuhkan untuk mengontrol nafsu makan udang sehingga kebutuhan pakannya
dapat diestimasikan dan tidak terjadi kelebihan ataupun kekurangan pakan.
Monitoring kualitas air dilakukan secara harian dan mingguan. Dari masingmasing
parameter
kualitas
air
yang
diujikan
untuk
mengetahui
kualitas
air
pada

petakan

pembesaran udang vannamei. Hasil pengukuran suhu pagi hari di
petakan E6 yaitu 26,5-28,8ºC dan sore 28-31ºC dengan rata-rata 27,9ºC. Hasil
pengukuran salinitas petakan E6 dan E7 berkisaran 28,5-35,0 ppm dengan ratarata
salinitas
32,3
ppm.
Pengukuran
kecerahan
pada
petakan
E6
kecerahan
air

berkisaran

antara 25-60 cm dan petakan E7 memiliki kecerahan berkisaran
antara 20-60 cm. Pada mulai DOC 30 kecerahan air petak E6 dan E7 sudah
mengalami fluktuasi yang disebabkan kepadatan plankton dan bahan organik
sudah tinggi yang berasal dari sisa pakan, dan feses. Hasil pengukuran pH air
pagi hari pada petakan E6 berkisaran 7,6-8,0 dan sore hari 7,6-8,2 dengan
fluktuasi pH berkisaran 0-0,9 dan petakan E7 berkisaran 7,6-8,1 pada pagi hari
dan pada sore hari 7,7-9,1 dengan fluktuasi pH berkisaran 0-0,8. Pengukuran DO
dilakukan pada malam hari pukul 21.00 WITA, diperoleh nilai terendah yaitu 3,60
iv



dan nilai tertinggi yaitu 5,13 dengan batas optimal adalah >4 ppm. Tinggi air yang
dipertahankan di tambak PT. Manakara Sakti Abadi yaitu 110- 150 cm. Hal ini
sesuai dengan SNI 01-7246- 2006, bahwa kisaran tinggi air untuk budidaya
udang intensif berkisar 120-200 cm. Hasil pengukuran nitrit terendah 0 ppm dan
hasil pengukuran tertinggi 4,5 ppm. Sedangkan nilai optimal dari PT. Manakara
Sakti Abadi adalah <1 ppm. Hasil pengukuran phospat petakan E6 dan petakan
E7 menunjukkan nilai yang relatif sama berkisar antara 1,75-3,0 ppm dengan
rata-rata 2,8 ppm. Pengukuran alkalinitas air pada petakan E6 berkisaran 115,0203,3
ppm
dengan
rata-rata
155,1
ppm
dan
petakan
E7
berkisaran
117,5-181,4

dengan
rata-rata
148,6
ppm.

Monitoring

pertumbuhan dilakukan dengan cara sampling. Sampling
dilakukan setiap 7 hari sekali dengan laju pertumbuhan petakan E6 dan E7
menunjukkan nilai yang relatif sama yaitu berkisaran antara 4,4-0,49 dan nilai
ADG pada petakan E6 rata-rata berkisaran 0,3-0,49 gram dan E7 berkisar 0,30,54.
Hasil
panen
total
mendapatkan
nilai
SR
pada
petakan
E6
yaitu
110%
dan

petakan
E7
yaitu
111%.
Sintasan
yang
diperoleh
kedua
petakan
termasuk
dalam

kategori
yang
baik
berdasarkan
pernyataan
Widigdo
(2013),
bahwa
survival
rate

dikategorikan

baik apabila nilai SR >70%, Kategori sedang jika 50-60%, dan
kategori rendah <50%.
Adapun kesimpulan dari Kerja Praktik Akhir adalah panen yang
dilaksanakan di PT. Manakara Sakti Abadi adalah panen parsial dan panen total.
Panen parsial dilakukan pada saat DOC 72-120, pada petak E6 dengan size
58,8-25,7 dan petak E7 dengan size 59-25,5. Sedangkan panen total pada petak
E6 dilakukan pada DOC 139 dengan size 22,3, FCR 1,67 dan SR 110%, dan
untuk petak E7 panen total dilakukan pada DOC 128 dengan size 24,3, FCR
1,56, dan SR 111%. Adapun saran dan masukan kepada PT. Manakara Sakti
Abadi yaitu meningkatkan dan mengoptimalkan biosecurity pada proses
budidaya, karena pengelolaan kualitas air juga tidak cukup untuk mencegah
masuknya penyakit sehingga harus adanya penerapan biosecurity agar bisa
mencegah hama tidak masuk ke dalam petakan tambak.