MANAJEMEN PEMBESARAN IKAN KOI (Cyprinus Carpio) DI PASAR KOI JOGJA DESA SENDANGTIRTO KECAMATAN BERBAH KABUPATEN SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Budidaya ikan hias merupakan salah satu usaha agribisnis yang
sangat potensial di Indonesia, dapat dilihat dari lahan yang digunakan
dalam budidaya ikan hias yang tidak terbatas. Komoditas ikan hias air
tawar merupakan salah satu komoditas unggulan yang banyak diminati
masyarakat. Salah satu komoditas unggulan yang hingga saat ini masih
diminati adalah budidaya ikan koi (Cyprinus carpio L.) (Firdaus, 2010).
Maksud dari Kerja Praktik Akhir ini adalah untuk mengetahui serta
membuka wawasan tentang pembesaran ikan koi di Pasar Koi Jogja Desa
Sendangtirto Kecamatan Berbah Kabupaten Sleman Daerah Istimewa
Yogyakarta.
Tujuan dari Pelaksanaan Praktek Kerja Lapang II ini adalah:
Memperoleh pengetahuan dan keterampilan tentang pembesaran ikan koi,
untuk mengetahui proses pelaksanaan usaha pembesaran ikan koi dari
aspek teknis, aspek manajemen, dan aspek pemasaran, berpartisipasi
secara langsung dalam tahapan kegiatan manajemen pada pembesaran
ikan koi.
Metode yang digunakan dalam pelaksanaan KPA adalah metode
survey dan magang. Sumber data yang dari data primer dan data
sekunder. Data diperoleh melalui teknik observasi dan wawancara.
Pasar Koi Jogja merupakan usaha perorangan yang didirikan oleh
Pak Suryo Jatmiko sebagai wadah untuk menjual ikan hasil panen dari
mitra plasma dan sebagai tempat produksi koi. Pasar Koi Jogja mulai
terbentuk pada tanggal 17 Agustus 2016. Proses terbentuknya Pasar Koi
Jogja mengalami proses yang sangat lama, yang semulanya sebagai
penghobi ikan hias hingga menjadi penjual koi. Pasar Koi Jogja
menerapkan penjualan satu pintu untuk mengendalikan harga koi.
Kualitas produk yang dijual terjaga akan kualitasnya sehingga pembeli
dapat membeli sesuai selera.
iv


Kegiatan pokok dalam pembersaran ikan koi adalah persiapan
kolam, seleksi benih, penebaran benih, pengelolaan kualitas air,
pengelolaan pakan, pengendalian hama penyakit, panen, grading, dan
pemasaran.
Kesimpulan :
1. Proses perencanaan yang dilakukan oleh Pasar Koi Jogja (PKJ) yaitu
menjadikan bisnis tersebut menjadi lebih besar dengan menyediakan
target produksi 8.000 ekor per bulan dengan menggunakan strategi
kemitraan inti plasma untuk memenuhi kebutuhan komoditas koi yang
masih kurang dan juga menetapkan target standar ikan koi untuk
menentukan upaya dalam mencapai tujuan yaitu dengan memperhatikan
kualitas, ukuran, dan bentuk warna.
2. Pasar Koi Jogja (PKJ) menggerakkan semua anggota kelompok untuk
bekerja sama mencapai tujuan bersama dengan cara memberikan
pembinaan dan bimbingan kepada inti plasma dengan panduan
pemeliharaan ikan koi mulai dari koi berumur 4 hari sampai panen,
pinjaman lunak pakan diperhitungkan saat panen, dan hasil panen
ditebus atau dibeli oleh Pasar Koi Jogja (PKJ) serta melaksanakan
evaluasi.
3. Letak lokasi yang amat strategis dan mudah dicari merupakan nilai
tambah bagi Pasar Koi Jogja (PKJ).
4. Manajemen pelaksanaan di Pasar Koi Jogja kurang baik, hal ini
berdasarkan dari pengontrolan kualitas air yang tidak dilakukan secara
berkala. Pengecekan kualitas air hanya dilakukan saat ada ikan yang mati
di beberapa kolam. Teknik yang diterapkan dalam pemberian pakan
tanpa ada takaran untuk disesuaikan dengan kebutuhan ikan koi.
v


Saran :
1. Untuk meminimalisir jumlah kematian ikan koi sebaiknya pengecekan
kualitas air dilakukan secara berkala agar dapat memonitoring kondisi
ikan koi.
2. Untuk takaran saat pemberian pakan ditimbang terlebih dahulu agar
sesuai dengan kebutuhan ikan koi sehingga proses pembesaran dapat
berjalan dengan maksimal.