KUSUMA NEGARA, BAYU IRAWAN (2023) MANAJEMEN BUDIDAYA UDANG VANNAMEI (Litopenaeus vannamei) SECARA INTENSIF DI CV. SEJATI MARINE PERKASA DUSUN BANJAR TAMAN, DESA TUWED, KECAMATAN MELAYA, KABUPATEN JEMBRANA PROVINSI BALI. Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo, Sidoarjo. (Unpublished)
![[thumbnail of 20.5.02.105_Bayu Irawan Kusuma Negara _AGP.pdf]](https://repository.poltekkpsidoarjo.ac.id/style/images/fileicons/text.png)
20.5.02.105_Bayu Irawan Kusuma Negara _AGP.pdf
Restricted to Registered users only
Download (1MB)
Abstract
Budidaya udang vannamei (Litopenaeus vannamei) berkembang pesat
dengan teknologi intensif sehingga dapat ditebar dengan kepadatan yang
lebih tinggi dan memiliki sintasan serta produksi yang tinggi. Untuk
menghasilkan produksi udang yang tinggi perlu adanya sarana dan
penebaran benur, monitoring kualitas air, pengelolaan pakan, monitoring
pertumbuhan, pengendalian hama dan penyakit, monitoring pertumbuhan,
panen dan pasca panen. Adapun faktor pengaruh padat penebaran udang
yang dibudidayakan seperti halnya terhadap kebutuhan pakan, ruang gerak,
dan oksigen, yang selanjutnya akan berpengaruh terhadap kualitas media
pemeliharaan, pertumbuhan dan kelangsungan hidup udang. Semakin tinggi
padat tebar maka akan menghasilkan peningkatan limbah metabolik yang
disebabkan oleh jumlah pakan yang berlebih. Sisa pakan akan mengendap
menjadi kotoran di dasar tambak dan berubah menjadi senyawa toksik bagi
udang karena penurunan kualitas air (Mangampa dan Hidayat, 2010).
Berdasarkan uraian di atas maka penulis mengambil judul dalam
pelaksanaan Kerja Praktek Akhir (KPA) mengenai Manajemen Budidaya
Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) Sistem Intensif di CV. Sejati Marine
Perkasa Jembrana Bali. Alasan penulis mengambil tambak intensif
dikarenakan budidaya udang vannamei masih prospek untuk
dikembangkan, dan pada saat ini banyak tambak udang vannamei yang
telah menggunakan teknologi sistem intensif kemudian pada tambak intensif
tingkat produksi sangat tinggi di bandingkan tambak tradisional. Untuk
pemilihan lokasi Kerja Praktek Akhir (KPA) yakni di CV. Sejati marine
Perkasa Dusun Banjar Taman Desa Tuwed Kecamatan Melaya Kabupaten
Jembrana provinsi Bali, dengan memiliki fasilitas yang memadai sehingga
memudahkan untuk pelaksanan praktek kerja Akhir dalam memperoleh data
yang akurat.
Maksud dan tujuan dari pelaksanaan Kerja Praktek Akhir (KPA) ini
adalah Memperoleh pengetahuan dan keterampilan dalam kegiatan Praktek
Kerja Lapang utuk mengenali sistem dan penerapan manajemen budidaya
pembesaran udang vannamei secara intensif pada CV Sejati marine
Perkasa Dusun Banjar Taman Desa Tuwed Kecamatan Melaya Kabupaten
Jembrana provinsi Bali. Mempunyai tujuan dari mempelajari teknik budidaya
pembesaran udang vaname secara intensif, mengetahui penerapan
manajemen dalam pelaksanaan budidaya pembesaran udang vaname pada
CV Sejati marine Perkasa.
Metode yang digunakan dalam pelaksanaan Kerja Praktek Akhir (KPA)
ini adalah dengan metode survei dan magang. Sumber data berasal dari
data primer terkait teknik budidaya pembesaran udang vaname, penerapan
manajemen budidaya udang vannamei. Data sekunder yang terkait keadaan
umum lokasi, letak geografis, sejarah perusahaan, keadaan unit usaha.
Teknik pengumpulan menggunakan wawancara, observasi, kuesioner, dan
dokumentasi. Teknik pengelolaan data yaitu Editing dan Tabulating. Analisis
iv
data menggunakan deskriptif kualitatif meliputi teknik budidaya udang
vaname dan penerapan manejemen budidaya udang vaname.
Teknik budidaya udang vaname yang meliputi dari persiapan tambak
mulai dari pengeringan dan pembersihan, persiapan kontruksi, pemasangan
kincir, pengisian air tambak menggunakan pompa dengan pengisian air 150-
180 cm selama 24 jam setelah itu dilakukan sterilisasi menggunakan H202.
Pemeliharaan dan penebaran benur meliputi aklimatisasi suhu dari kantong
ke kolam pemeliharaan, pengelolaan pakan meliputi dari dosis program
pakan menggunakan blind feeding, frekuensi waktu pemberian pakan, teknik
pemberian pakan secara manual menggunakan sampan atau perahu dan
menggunakan pakan otomatis autofeeder monitoring pertumbuhan yang
dilakukan 5 hari sekali pada awal DOC 30 hari dengan hasil sempling yang
diketahui dari berat rata-rata udang per gram ABW, berat rata-rata
keseluruhan selama pemeliharaan ADG dan diketahui sizenya. pengelolaan
kualitas air yang dilakukan menggunakan parameter kualitas air seperti pH
meter, kecerahaan, salinitas, DO meter perlakuan yang digunakan dengan
pembuangan endapan pada out let dan dilakukan penyiponan.
Pengendaliaan hama dan penyakit dengan diberikanya bioscurity, panen dan
pasca panen dibagi menjadi dua jenis panen yaitu panen parsial yang
mengurangi populasi kepadatan udang 1 siklus 3 kali parsial pemanenan
menggunakan alat tangkap jala adapun dari panen total mengambil semua
hasil budidaya yang ada dikolam alat yang digunakan menggunakan alat
bantu katrol untuk membuka pintu panen dan setelah itu dibawa ke tempat
pencucian size dan dilakukan penyortiran.
Manajemen budidaya udang vaname Manajemen budidaya udang
vannamei meliputi dari beberapa proses yang ada dalam manajemen yaitu
(Planning) perencanaan tersebut yang menentukan dari target produksi,
rencana waktu produksi, dan rencana biaya produksi, (Organizing)
pengorganisasian yang sesuai dalam tupoksi tugas penanggung jawab
masing-masing yang ada dalam struktur organisasi, (Actuating)
pelaksanaan dalam proses budidaya dimulai dari persiapan kolam,
penebaran benur, pemeliharaan sampai hingga panen, (Controling)
pengawasan dari mulai awal hingga akhir dengan mengawasi dalam proses
budidaya yang memonitoring kualitas air dan kesehatan udang.
Unsur manajemen yang digunakan meliputi dari (Man) manusia yang
menggerakan proses budidaya, (Money) uang yang dibuat dalam transaksi
pembelian alat dan bahan, (Material) bahan yang digunakan berupa lahan,
benur, pakan, probiotik, (Methods) metode yang digunakan menggunakan
tambak intensif, (Machine) mesin membantu jalannya proses budidaya, dan
(Market) pasar menjual hasil budidaya kepada supplier .
Berdasarkan hasil dapat disimpulkan ialah adapun teknik yang
digunakan pada saat budidaya udang vannamei mempunyai rangkaian
tahapan mulai dari persiapan lahan budidaya, penebaran benur,
pengelolaan pakan,pemantauan pertumbuhan, pengelolaan kualitas air,
pengendalian hama dan penyakit, panen dan pasca panen. Teknologi yang
v
digunakan dalam proses budidaya udang vaname adalah secara intensif.
Benur yang digunakan berasal dari Hisenor dan PLB (Prima Larva Bali)
dengan PL 10-11 dan sudah lulus PCR (lulus uji tes kesehatan benur).
Pengelolaan pakan meliputi program pakan, maksudnya adalah pada saat
awal pemeliharaan diberikan program pakan blind feeding Monitoring
pertumbuhan udang dilakukan dengan cara sampling mulai dari DOC 30 hari
dan setiap seminggu sekali. Dalam hasil sampling diketauhi berat rata rata
udang (ABW) dan pertumbuhan rata rata udang selama pemelihataan dalam
setiap harinya (ADG) pada saat sampling dilakukan. Pengelolaan air
menggunakan salinitas di rata rata 27 - 32 ppt, pH rata rata 7,5 - 8,4,
kecerahan rata rata 30 - 40 cm dan DO rata-rata 4 - 5,3. Panen pada CV
Sejati Marine Perkasa saat pelaksanaan KPA dengan Luasan tambak 3,600
m² dan jumlah tebar benur sebanyak 589.160 ekor. Pada panen total
dilakukan panen pada umur 104 hari. Hal ini disebabkan udang terinfeksi
WFD dan MYO selama pemeliharaan dengan biomassa 8,399,5 kg, size
48,5 , FCR sebesar 1,19 dengan arti untuk mendapatkan 1 kg daging
membutuhkan 1,19 kg pakan dan SR 69,14%.
Manajemen budidaya udang vaname meliputi dari beberapa proses
yang ada dalam manajemen yaitu (Planning) perencanaan, (Organizing)
pengorganisasian, (Actuating) pelaksanaan, (Controling) pengawasan
.Adapun unsur manajemen yang digunakan meliputi dari (Man) manusia ,
(Money) uang, (Material) bahan, (Methods) metode, (Machine) mesin, dan
(Market) pasar.
Saran yang dapat diberikan adalah Pengelolaan dalam pemberian
pakan yang diterapkan dengan dua sistem yaitu secara manual dan otomatis
dengan saran yang diberikan pada pengelolaan pakan yaitu kurangnya
sumberdaya manusia dalam proses budidaya yang terlibat dari anak pakan
dimana hal tersebut memberikan sedikit pertimbangan diantaranya hanya
ada satu autofeeder saja untuk luasan sekitar 3000m
2
biasanya
membutuhkan dua pakan otomatis autofeeder dengan tujuan agar
pemberian pakan merata dan ukuran udang berseragam dan minimnya
undersize pada udang, menambah sruktuk organisasi dibagian gudang
pakan, dan ditambahkanya sarana utuk cargo buat pakan dan bahan lainya.
adanya dampak yang dipengaruhi yaitu dalam manajemen kualitas air yang
kurang stabil pada kelangsungan proses budidaya. Adapun saran dalam
penyegahaan yang bisa dikendalikan dengan pengerukan lumpur dari dasar
out let untuk mengalirkan genangan air agar bisa surut dan tidak
menggenang.
Item Type: | Other |
---|---|
Subjects: | S Agriculture > SH Aquaculture. Fisheries. Angling |
Depositing User: | Unnamed user with email admin@poltekkpsidoarjo.ac.id |
Date Deposited: | 15 Aug 2025 07:42 |
Last Modified: | 15 Aug 2025 07:42 |
URI: | https://repository.poltekkpsidoarjo.ac.id/id/eprint/377 |