IMPLEMENTASI MANAJEMEN MUTU (CBIB) PADA BUDIDAYA PEMBESARAN UDANG VANNAMEI (Litopenaeus vannamei) DI CV. BAHARI SENTOSA ALAM DESA RHEE KECAMATAN RHEE KABUPATEN SUMBAWA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

MUBAROK, M. LUTHFI (2023) IMPLEMENTASI MANAJEMEN MUTU (CBIB) PADA BUDIDAYA PEMBESARAN UDANG VANNAMEI (Litopenaeus vannamei) DI CV. BAHARI SENTOSA ALAM DESA RHEE KECAMATAN RHEE KABUPATEN SUMBAWA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT. Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo, Sidoarjo. (Unpublished)

[thumbnail of 20.5.02.115_M. LUTHFI MUBAROK_AGP.pdf] Text
20.5.02.115_M. LUTHFI MUBAROK_AGP.pdf
Restricted to Registered users only

Download (2MB)

Abstract

Menurut Ashari et al (2016), hampir seluruh ekspor udang beku dan udang
segar dari Indonesia dialokasikan untuk memenuhi permintaan pasar ekspor.
Persaingan yang ketat dalam perdagangan dunia pada sektor perikanan,
memaksa produk udang vannamei yang akan diekspor harus memenuhi
persyaratan dan memiliki kriteria safety food yaitu produk harus bebas dari logam
berat, bakteri, residu hormon dan antibiotic (DJPB, 2016).
Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia mengeluarkan
Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor
KEP.02/MEN/2007 tentang cara budidaya ikan yang baik dengan maksud untuk
mengatur kegiatan pembudidayaan ikan bagi pembudidaya agar menerapkan
cara budidaya ikan yang baik seperti memberikan acuan secara teknis sebagai
persyaratan yang harus diperhatikan dengan baik dan benar bagi Auditor CBIB,
kelompok budidaya ikan dan pelaku usaha lainnya.
Maksud dari pelaksanaan Kerja Praktik Akhir ini untuk mengetahui,
mempelajari, memahami, dan mempraktekkan secara langsung tentang
implementasi manajemen mutu (CBIB) pada pembesaran udang vannamei dan
memperoleh data teknis. Sedangkan tujuan dari Kerja Praktik Akhir ini adalah
memperoleh pengetahuan dan keterampilan mengenai sistem dan penerapan
manajemen mutu (CBIB) pada budidaya pembesaran udang vannamei di CV.
Bahari Sentosa Alam Desa Rhee Kecamatan Rhee Kabupaten Sumbawa Provinsi
Nusa Tenggara Barat.
Perencanaan manajemen mutu di CV. Bahari Sentosa Alam direncanakan
oleh Manajemen meliputi target budidaya, kebutuhan budidaya, dan pemasaran.
Perencanaan mutu pada lapangan direncanakan oleh Teknisi mulai dari proses
budidaya, teknis-teknis budidaya, penanganan segala macam bentuk ancaman
dalam budidaya yang dapat mengakibatkan mutu udang menurun.
Pengorganisasian dalam menerapkan manajemen mutu diaplikasikan dengan
dengan pengelompokan staff/pegawai melalui pembentukan struktur organisasi
yang ditempatkan sesuai dengan kualifikasi dan background pendidikan masingmasing
sesuai
dengan
kebutuhan
di
lapangan.
Dalam
pengendalian

manajemen

mutu,
Manajemen
berperan
dalam
pengendalian
pada
cakupan
yang
luas
meliputi

pengontrolan

terhadap seluruh kegiatan proses budidaya agar dapat berjalan
dengan baik sesuai dengan rencana, menjamin kesejahteraan pegawai, menjalin
hubungan yang baik dengan mitra dan konsumen. Pada penerapan manajemen
mutu di lapangan dikendalikan oleh Kepala tambak/Teknisi dengan mengontrol
seluruh proses budidaya melalui teknis-teknis budidaya yang baik.
Persayaratan CBIB meliputi pengeringan, perbaikan konstruksi tambak,
pengendalian hama, pengisian air, dan pemasangan kincir yang telah terlaksana
dengan baik. Pengeringan tambak dilakukan selama 3 – 5 hari yang bertujuan
untuk memutus siklus hidup patogen. Perbaikan konstruksi dilakukan pada
petakan yang terdapat kerusakan seperti kebocoran di dasar atau dinding petakan
dengan menambal dinding dan dasar petakan yang bocor menggunakan las
plastik HDPE. Hama yang menyerang antara lain burung, biawak, dan kambing.
Pada awal pengisian air dilakukan hinga tinggi 80 – 90 cm dan disterilisasi
menggunakan kaporit dan cupri sulfate dan diisi lagi hingga ketinggian 100 – 120
cm. Pada petakan besar dengan luas 2.500 m
dipasang 16 kincir daya 1 HP.
Saluran pemasukan dan saluran pembuangan berjarak ±200m, terdapat
2
petak tandon yaitu tandon trickling dan tandon sterilisasi. Fasilitas MCK berjarak
minimal 10m dari kolam budidaya dan terdapat gudang penyimpanan alat dan
bahan budidaya yang tertutup berventilasi.
Wadah budidaya menggunakan plastik HDPE yang memiliki karakteristik
sedikit buram, transparan dan elastik, tidak tembus air, tidak berbau, tahan panas,
dan tahan benturan.
vi

Pengamanan biologi (biosecurity) yang diterapkan seperti penjagaan
lingkungan agar terbebas dari limbah, menjaga lingkungan yang ramah terhadap
tambak, menggunakan obat-obatan untuk menjaga daya tahan tubuh udang dari
residu atau cemaran yang masuk ke dalam kolam tambak, dan menjaga kualitas
air. Namun belum optimal karena belum terbebas dari hewan peliharaan.
Kecerahan air berkisar 30 – 35 cm, warna air yang teridentifikasi adalah hijau,
hijau kecoklatan, coklat kehijauan, coklat. Tinggi air sekitar 100 – 120 cm, suhu
kolam berkisar 26,8 – 29,3
C, nilai pH berkisar 8 – 8.2, nilai DO rata-rata 5,16
ppm, salinitas rata-rata 24 ppt, alkalinitas rata-rata 126 mg/l, kandungan
ammonium rata- rata 4,5 mg/l, kandungan fosfat rata-rata 2,8 mg/l, dan kandungan
nitrit rata-rata 0,5 mg/l.
Benih diperoleh dari PT. Suri Tani Pemuka Sumbawa dan Ndaru Laut.
Jenis pakan yang digunakan adalah crumble dan pellet yang diproduksi oleh PT.
Suri Tani Pemuka dan PT. Haida Agriculture Indonesia dengan netto yang
bervariasi mulai dari ukuran 10 – 25 kg. Dilengkapi informasi meliputi merk pakan,
nomor registrasi yang dikeluarkan oleh KKP dan ISO oleh BSN, netto, kandungan
gizi pakan, dosis pemberian pakan, masa kadaluarsa, produsen pakan yang
menggunakan Bahasa Indonesia.
Penggunaan obat, ikan, probiotik, minmag, kaptan, dan bahan kimia
aquazyme yang tidak dilengkapi dengan informasi yang lengkap. Sementara
fermipan, quickpro, azomite menggunakan merk yang dilengkapi informasi
meliputi merk, nomor registrasi, netto, kandungan gizi, dosis pemberian, petunjuk
penggunaan dan produsen yang menggunakan Bahasa Indonesia.
Panen dilakukan secara total pada usia udang DOC 110. Proses
berlangsung secara cepat dan cermat selama 4 jam untuk satu petak kolam
berukuran 2.500m
o
dengan hasil panen rata-rata 9 ton. Pascapanen dilakukan
sesuai sanitasi dan hygiene dengan mencuci udang dengan air bersih mengalir
dan pengemasan dengan penambahan es batu sebanyak 1:1.
Peralatan panen dilakukan dan menggunakan alat yang tidak merusak
produk seperti keranjang plastik, box, pembersihan dengan air mengalir,
pengemasan dengan es berlapis.
Kesimpulan yang diperoleh adalah CV. Bahari Sentosa belum secara
resmi tersertifikasi CBIB. Pada 10 parameter CBIB aspek yang belum memenuhi
syarat adalah pengamanan biosecurity, dan penggunaan obat ikan, probiotik,
desinfektan, dan bahan kimia. Aspek yang memenuhi syarat antara lain saluran
buangan dan saluran pemasukan, adanya petak tandon, fasilitas toilet dan MCK,
pemilihan wadah budidaya, pemilihan benih, penggunaan pakan, cara panen, dan
peralatan panen.
Saran yang dapat diberikan adalah memperbaiki parameter CBIB yang
belum memenuhi syarat, mendaftarkan sertifikasi CBIB, dan menjaga kebersihan
lingkungan budidaya.

Item Type: Other
Subjects: S Agriculture > SH Aquaculture. Fisheries. Angling
Depositing User: Unnamed user with email admin@poltekkpsidoarjo.ac.id
Date Deposited: 15 Aug 2025 08:16
Last Modified: 15 Aug 2025 08:16
URI: https://repository.poltekkpsidoarjo.ac.id/id/eprint/382

Actions (login required)

View Item
View Item