Abdul Rohman, Mohammad Andika (2023) Manajemen Usaha Pembesaran Udang Vannamei (Litopenaeus Vannamei) pada Tambak Budidaya Intensif Cv. Lautan Sumber Rezeki di Desa Watukebo Kecamatan Blimbingsari Kabupaten Banyuwangi Provinsi Jawa Timur. Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo, Sidoarjo. (Unpublished)
![[thumbnail of 20.5.02.119_Mohammad Andika Abdul Rohman_AGP.pdf]](https://repository.poltekkpsidoarjo.ac.id/style/images/fileicons/text.png)
20.5.02.119_Mohammad Andika Abdul Rohman_AGP.pdf
Restricted to Registered users only
Download (9MB)
Abstract
Indonesia secara geografis merupakan sebuah negara kepulauan dengan dua pertiga luas lautan lebih besar daripada daratan. Hal ini bisa terlihat dengan adanya garis pantai di hampir setiap pulau di Indonesia (± 81.000 km) yang menjadikan Indonesia menempati urutan kedua setelah Kanada sebagai negara yang memiliki garis pantai terpanjang di dunia. Kekuatan inilah yang merupakan potensi besar untuk memajukan perekonomian Indonesia. Salah satunya dengan melakukan kegiatan budidaya yang mempunyai komoditi yang menjanjikan. Salah satu sumber daya perikanan yang memiliki potensi untuk dikembangkan adalah udang (Elangga, 2012). Didasari oleh masih luasnya potensi lahan perikanan budidaya di Indonesia, banyak komoditas yang dapat dibudidayakan dan tersedianya teknologi seperti pada kegiatan budidaya udang vannamei.
Udang vannamei (Litopenaeus vannamei) disebut juga dengan udang putih yang merupakan sumber daya ikan golongan Crustacea. Udang ini merupakan spesies asli dari perairan Amerika Tengah. Budidaya udang vannamei ini mulai merebak dengan cepat dikawasan Asia, seperti Taiwan, Cina, dan Malaysia, bahkan kini Indonesia (Haliman dan Adijaya, 2005). Udang vannamei resmi diperkenalkan dan dibudidayakan di Indonesia pada tahun 2000. Hal yang menggairahkan kembali pada usaha pertambakan di Indonesia pada saat ini yang sebelumnya mengalami kegagalan budidaya akibat serangan penyakit bintik putih (white spot) pada budidaya udang windu (Penaeusmonodon).
Kehadiran udang vannamei diakui sebagai penyelamat dunia pertambakan udang di Indonesia. Petambak mulai bergairah kembali, di Indonesia sendiri awal mula pembudidayaan udang vannamei dilakukan di JawaTimur. Petambak di Jawa Timur sangat antusias terhadap udang vannamei, bahkan 90% petambak mengganti komoditas budidaya dari udang windu menjadi udang vannamei (Haliman dan Adijaya, 2005). Dengan semakin banyaknya petambak udang vannamei maka diperlukan prosedur budidaya yang benar. Dengan demikian produktivitas udang vannamei dapat ditingkatkan dan udang vannamei kini mulai popular dikalangan masyarakat setelah udang windu yang produksinya menurun akibat diserang penyakit bintik putih (white spot).
Nama dari udang vannamei kini mulai popular di tengah masyarakat. Udang dengan jenis satu ini sangat potensial untuk terus dibudidayakan karena menjanjikan keuntungan yang baik. Udang vannamei memang menjadi salah satu udang yang dikembangbiakan untuk diambil dagingnya. Udang jenis ini bisa dibudidayakan pada air tambak maupun genangan air payau.
Terdapat beberapa macam teknik dalam usaha pembesaran udang vaname, diantaranya ialah teknik pembesaran udang vaname dengan sistem intensif. Budidaya udang secara intensif lebih efisien dalam memproduksi udang. Budidaya udang vaname (Litopenaeus vannamei) dengan sistem semi intensif maupun intensif, dicirikan dengan padat tebar yang cukup tinggi, yaitu antara 80-300 ekor/m2 (Ghufron dan Khordi, 2017). Selain itu budidaya secara intensif memerlukan penggunaan kincir air, penerapan biosecurity, pengelolaan kualitas air, penggunaan pakan komersil dengan kandungan protein yang tinggi, penggunaan probiotik dan alat-alat pendukung lainnya (Pratama et al., 2017). Dari pernyataan tersebut, budidaya udang sistem intensif sungguh sangat membantu dalam meningkatkan hasil perekonomian masyarakat.
Potensi peluang usaha budidaya udang vannamei memang bisa dibilang besar dan menjanjikan. Harga jual udang vannamei ini memang terbilang tinggi dipasaran. Namun hal ini tak membuat permintaan udang jenis ini surut, udang vennamei ini masih banyak dicari dan diminati oleh masyarakat Indonesia. Udang jenis ini memang cukup mudah untuk dipelihara. Karena tingginya permintaan pasar ekspor dari tahun ke tahun atas komoditas udang vannamei. Oleh karenanya perlu ditingkatkan kapasitas produksinya, jika hal ini bisa dilakukan secara optimal para pembudidaya udang vannamei akan dapat memperoleh keuntungan yang menjanjikan didukung pula dengan kecepatan daya beli pasar ekspor. Hal ini membuat budidaya udang vannamei cukup prospektif untuk membangkitkan industri perudangan.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dalam pelaksanaan Kerja Praktik Akhir (KPA) ini penulis tertarik mengambil judul Manajemen Usaha Pembesaran Udang Vanamei (Litopenaeus vannamei) Pada Tambak Budidaya Intensif CV. Lautan Sumber Rezeki Di Desa Watukebo Kecamatan Blimbingsari Kabupaten Banyuwangi Provinsi Jawa Timur. Alasan penulis mengambil tambak intensif dikarenakan budidaya udang vannamei masih mempunyai prospek untuk dikembangkan, dan pada saat ini banyak tambak udang vannamei yang telah menggunakan teknologi sistem intensif dan tingkat produksi cukup tinggi
Item Type: | Other |
---|---|
Subjects: | S Agriculture > SH Aquaculture. Fisheries. Angling |
Depositing User: | Unnamed user with email admin@poltekkpsidoarjo.ac.id |
Date Deposited: | 15 Aug 2025 08:26 |
Last Modified: | 15 Aug 2025 08:26 |
URI: | https://repository.poltekkpsidoarjo.ac.id/id/eprint/383 |