Kajian Populasi Bakteri Vibrio Sp. terhadap kesehatan Udang Vanname (Litopenaeus Vannamei) di CV. Daun Prima Blitar

Udang vaname merupakan salah satu komoditas unggulan dibidang perikanan, karena memiliki keunggulan nilai gizi yang sangat tinggi serta memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi menyebabkan pesatnya budidaya udang vanname (Mahbubillah, 2011). Udang vaname juga udang vaname relatif mudah dibudidayakan, tahan terhadap penyakit, baik bakteri maupun virus, udang ini juga mampu dipelihara dengan salinitas yang rendah (Kaligis, 2015).
Salah satu jenis penyakit yang dapat menyebabkan kematian masal pada udang budidaya adalah vibriosis. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri genus Vibrio seperti V. harveyi, V. alginolyticus, V. parahaemolyticus dan V. penaeicida (Asphund, 2013). Gejala klinis udang terserang vibriosis yaitu insang dan hepatopankreas berwarna merah kecoklatan, bagian telson, uropod dan abdominal berwarna merah, dan berenang lambat (Ramesh et al., 2014).
Maksud pelaksanaan kegiatan Kerja Praktek Akhir ini adalah untuk mengikuti dan meningkatkan pengetahuan tentang populasi bakteri vibrio sp. Sangat penting untuk mencegah penyakit terhadap kesehatan udang vanname (Litopenaeus vannamei) di CV. Daun Prima Blitar Jawa Timur. Sedangkan tujuan dari pelaksanaan kegiatan Kerja Praktek Akhir ini yaitu Mengetahui populasi populasi bakteri vibrio sp. Pada budidaya udang vanname (Litopenaeus vannamei), mengetahui penyebab kelimpahan bakteri vibrio sp. dan mengetahui pengelolaan bakteri vibrio sp. pada udang vanname (Litopenaeus vannamei) di CV. Daun Prima Blitar Jawa Timur.
Kerja Praktek Akhir ini dilaksanakan di CV. Daun Prima yang terletak di Desa Serang Kecamatan Panggungrejo Kabupaten Blitar Provinsi Jawa Timur mulai tanggal 20 Maret 2023 sampai dengan 20 Juni 2023. Metode yang dilakukan dengan menggunakan metode magang. Data yang diambil meliputi kelimpahan bakteri vibrio sp., kualitas air parameter fisika meliputi suhu dan kecerahan, parameter kimia meliputi suhu, salinitas,pH, TOM, dan Amonia (NH3) dan pengamatan kesehatan udang.
Identifikasi bakteri vibrio sp. dilakukan pada media agar TCBS dengan hasil kelimpahan bakteri vibrio sp. berkisar pada 1 x101– 3,22 x103 CFU/ml, hasil tersebut tidak melebihi ambang batas minimal bakteri vibrio sp. di perairan SNI (2016) adalah 103 CFU/ml. Gejala klinis Udang yang terserang vibriosis yaitu mengalami penurunan hingga hilang nafsu makan sehingga usus kosong dan mengakibatkan perlambatan pertumbuhan udang. Selain itu serangan bakteri vibrio sp. memunculkan gejala klinis seperti nafsu makan menurun, adanya kotoran berwarna putih mengambang dipermukaan perairan dan pertumbuhan udang menjadi tidak normal. Kelimpahan bakteri vibrio sp. yang menyebabkan serangan penyakit WFD Tingginya kelimpahan bakteri vibrio sp. disebabkan karena kondisi lingkungan perairan yang tidak baik disebabkan oleh musim pancaroba mengakibatkan perubahan kualitas air secara mendadak juga mengakibatkan meningkatnya kelimpahan jumlah bakteri. Monitoring kesehatan udang dilakukan secara makroskopis yaitu pengamatan aktivitas udang, gejala klinis serta perilaku udang, serta secara mikroskopis yaitu pengecekan hepatopankreas udang, Pelaksanaan sampling secara rutin untuk mengetahui ABW dan ADG udang. monitoring kualitas air dilakukan secara terjadwal dan rutin dengan hasil yaitu nilai suhu pagi hari berkisar pada nilai 27-26oC, dan nilai suhu pada sore hari berkisar pada nilai 30-32oC. pH pada pagi hari berkisar pada nilai 7,4 –8,5 salinitas berkisar pada nilai 21–25, TOM berkisar pada nilai 8,8 mg/L– 136 mg/L, dan amonia NH3 berkisar pada nilai 0,02 mg/L–0,19 mg