Kajian Teknis Pemeliharaan Larva Udang Vaname (Litopenaeus Vannamei) Di Hatchery Pt. Nusa Dharma Lautan, Kecamatan Kalipuro Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur

Benur yang diproduksi hatchery tidak dapat memenuhi kebutuhan para petani tambak. Kendalanya diduga karena teknik pemeliharaan larva yang belum sesuai dengan Standar Operasional Proses, Standard Nasional Indonesia dan Cara Pembenihan Ikan yang Baik. Hal ini menyebabkan produksi larva udang vaname rendah, sebab itu perlu untuk meningkatkan produksi larva udang vaname. Hatchery PT. Nusa Dharma Lautan merupakan salah satu perusahaan hatchery larva udang vaname yang berlokasi di Banyuwangi. Hatchery PT. Nusa Dharma Lautan mempunyai fasilitas yang mendukung kegiatan teknis pemeliharaan larva sesuai standar dan memiliki sertifikat CPIB. Sehingga Tujuan dari penelitian ini

adalah memperoleh data teknis pemeliharaan larva udang vaname yang meliputi persiapan bak, persiapan media, penebaran naupli, pengelolaan pakan, pengelolaan kualitas air, monitoring pertumbuhan larva, pengendalian hama dan penyakit, panen dan pasca panen. Penelitian ini selama satu siklus pemeliharaan benih udang di PT Nusa Dharma Lautan pada Bulan Maret hingga Juni 2023. Padat tebar naupli 133-166 ekor/liter. Naupli yang digunakan dari Hatchery PT. Delta Situbondo. Aklimatisasi dilakukan menggunakan sistem flowtrough selama
45-60 menit. Pakan yang digunakan adalah pakan alami fitoplankton jenis Chaetoceros sp. dan zooplankton Artemia salina serta pakan buatan berbentuk cair, bubuk, dan flake (lempengan tipis). Jumlah naupli yang ditebar pada B10 sebanyak 2.400.000 ekor dengan kepadatan 160 ekor/L, B11 sebanyak 2.000.000 ekor dengan kepadatan 133 ekor/L, B13 sebanyak 2.500.000 ekor dengan kepadatan 166 ekor/L. Hasil kelulus hidupan pada masing-masing bak yaitu 45% pada bak B10; 54,5,% pada bak B11; 42,4% pada bak B13. Dapat kita ketahui bahwa hasil perhitungan tingkat kelulushidupan tersebut cukup baik karena sudah melebihi standar SNI yaitu minimal 30%.

Kata Kunci: Pembenihan, Litopenaeus vannamei, Kelulushidupan

ABSTRACT

The shrimp fry produced by hatcheries is not according to standard. The problem is due to larval rearing techniques that must comply with operational standards, Indonesian National Standards, and Good Fish Hatchery Methods (CPIB). This causes the production of name shrimp larvae to be low. Therefore, it is necessary to increase the production of shrimp larvae. Hatchery PT. Nusa Dharma Lautan is a name shrimp larva hatchery company located in Banyuwangi. Hatchery PT. Nusa Dharma Lautan has facilities that support technical activities for rearing larvae according to standards and has a CPIB certificate. So, this research aims to obtain technical data on rearing white shrimp larvae, which include tank preparation, media preparation, stocking of nauplii, feed management, water quality management, larval growth monitoring, pest and disease control, harvest, and post-harvest. This research was carried out during one shrimp seed-rearing cycle at PT Nusa Dharma Lautan from March to June 2023. Research data was taken from three tanks (B10, B11 and B13). Naupli stocking density was 133-166 fish/liter. Naupli used from Hatchery PT. Situbondo Delta. Acclimatization is carried out using a flowthrough system for 45-60 minutes. The feed used is natural phytoplankton type Chaetoceros sp. and Artemia salina zooplankton and artificial feed in liquid, powder, and flakes (thin plates). The number of naupli stocked in B10 was 2400000 individuals with a density of 160 individuals/L, B11 was 2000000 individuals with 133 individuals/L, and B13 was 2500000 individuals with a density of 166 individuals/L. The survival results in each tank are 45% in B10, 54.5.% in B11, and 42.4% in B13. According to the data, the survival rate results are pretty good because they exceed the SNI standard by at least 30%.

Keywords: Hatchery, Litopenaeus vannamei, Survival Rate