Halim, Arif Rahman and Maulidharta, Syukron and Hidayat, Kamaruddin and Wahyu, Yus Isnainita and Suhono, Lego (2023) Pemanfaatan Rumput Laut (Eucheuma Spinosum) Menjadi Kerupuk Dan Analisis Kelayakan Usaha Di UMKM Sari Laut Kabupaten Sumenep. Chanos Chanos, 3 (1): 3. pp. 23-35. ISSN 2808-1145
![[thumbnail of 9667]](https://repository.poltekkpsidoarjo.ac.id/style/images/fileicons/text.png)
9667
Download (91kB)
Abstract
Indonesia is the world's largest seaweed exporter. However, its use as a raw material for functional food products has not been optimally utilized. Approximately 75% of seaweed is exported abroad as dried raw seaweed. In Sumenep Regency, some businesses process seaweed into crackers, but many people are unaware of the product's prospects and potential. The purpose of this article is to determine the ingredients, equipment, and stages of seaweed cracker processing, the sensory value of the final product, and the feasibility analysis of the seaweed cracker business. The research was conducted from March to April 2024 at the UMKM Sari Laut in Dungkek District, Sumenep Regency. The method used is a qualitative method. Sensory assessment refers to SNI 8272:2016 concerning fish crackers. Analysis of the feasibility of business potential is carried out by calculating using Return on Investment (RoI) and Payback Period (PP). The ingredients used in making seaweed crackers are Seaweed crackers using seaweed, flour, water, sugar, salt, flavoring, garlic, baking soda, and cake raising. The processing stages include washing, grinding, dough making and mixing, molding, steaming, cooling, cutting, drying, weighing, and packaging. Crackers with added seaweed obtained a final product sensory score of 8.42. The profit and loss analysis of the seaweed cracker business showed positive results with a profit value of 50%. The business is feasible to develop, as evidenced by the Return on Investment (RoI) value of 450% and the Payback Period (PP) taking 5.4 days.
Indonesia adalah eksportir rumput laut terbesar di dunia, di satu sisi pemanfaatan rumput laut sebagai bahan baku produk pangan fungsional belum dilakukan secara optimal. Sekitar 75% di ekspor keluar negeri dalam bentuk bahan baku mentah rumput laut kering. Di Kabupaten Sumenep terdapat unit usaha yang mengolah rumput laut menjadi kerupuk, namun banyak masyarakat yang tidak mengetahui prospek dan potensi usaha produk tersebut. Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk mengetahui bahan, peralatan, dan tahapan proses pengolahan kerupuk rumput laut, nilai sensori produk akhir, analisis kelayakan usaha kerupuk rumput. Penelitian dilaksanakan bulan Maret sampai April 2024 di UMKM Sari Laut Kecamatan Dungkek Kabupaten Sumenep. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif. Penilaian sensori mengacu pada SNI 8272:2016 tentang kerupuk ikan. Analisis kelayakan usaha dilakukan dengan menghitung Return on Investment (RoI) dan Payback Period (PP). Bahan yang digunakan pada pembuatan kerupuk rumput laut adalah rumput laut, tepung, air, gula, garam, penyedap rasa, bawang putih, soda kue, dan pengembang. Tahapan proses pengolahan meliputi; pencucian, penggilingan, pembuatan adonan dan pengadukan, pencetakan, pengukusan, pendinginan, pemotongan, penjemuran, penimbangan dan pengemasan. Kerupuk dengan penambahan rumput laut mendapatkan nilai sensori produk akhir sebesar 8,42. Analisis untung rugi usaha kerupuk rumput laut menunjukkan hasil yang positif dengan nilai keuntungan 50%. Usaha layak dikembangkan dibuktikan dengan nilai RoI sebesar 450% dan pengembalian nilai investasi (PP) membutuhkan waktu selama 5,4 hari.
Keywords
Kelayakan Usaha; Kerupuk; Pengembalian Investasi; Periode Pengembalian; Rumput Laut
Item Type: | Article |
---|---|
Subjects: | T Technology > TX Home economics |
Depositing User: | Unnamed user with email admin@poltekkpsidoarjo.ac.id |
Date Deposited: | 29 Jul 2025 03:06 |
Last Modified: | 29 Jul 2025 03:07 |
URI: | https://repository.poltekkpsidoarjo.ac.id/id/eprint/149 |